PROPOSAL PENELITIAN :
‟PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROLE
PLAYING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA
PGRI 4 PALEMBANG TAHUN PELAJARAN 2011-2012”
1.1.
Latar Belakang
Keberhasilan guru dalam meningkatkan mutu pendidikan dapat dilihat dari
kemampuan dan keterampilan dalam menjalankan tugas, terutama dalam proses
pembelajaran yang baik. Usaha-usaha guru dalam mengatur dan menggunakan
berbagai model pembelajaran merupakan bagian penting dalam keberhasilan siswa
dalam mencapai tujuan yang telah direncanakan. Karena itu pemilihan model
pembelajaran, strategi dan pendekatan dalam situasi kelas yang bersangkutan
menjadi sangat penting. Upaya pengembangan strategi mengajar tersebut
berlandaskan pada pengertian bahwa kegiatan mengajar merupakan suatu bentuk
upaya memberikan bimbingan
kepada siswa untuk melakukan kegiatan belajar atau membelajarkan siswa. Maka tercerminlah
bahwa belajar tidak semata-mata berorientasi pada hasil, melainkan juga
berorientasi pada proses pembelajarannya.
Untuk itulah diperlukan suatu model pembelajaran yang tepat dan sesuai
dengan materi yang akan diajarkan kepada siswa tersebut. Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang
lebih luas daripada suatu strategi, metode, atau prosedur, namun model
pembelajaran mencakup suatu pendekatan pengajaran yang luas dan menyeluruh.
Menurut Joice dan Weil (dalam Isjoni, 2010 : 50) ”Model
pembelajaran adalah suatu pola atau rencana yang sudah direncanakan sedemikian
rupa dan digunakan untuk menyusun kurikulum, mengatur materi pengajaran, dan
memberi petunjuk kepada pengajar di kelasnya. Dalam penerapannya model
pembelajaran ini harus sesuai dengan kebutuhan siswa”. Model pembelajaran dapat
diartikan pula merupakan bentuk representasi akurat, sebagai proses aktual
pembelajaran yang memungkinkan guru untuk bertindak atau menerapkan proses
tertentu berdasarkan prinsip model pembelajaran itu sendiri. Dengan kata lain model pembelajaran adalah
suatu rencana mengajar yang memperlihatkan pola pembelajaran tertentu, yang di
dalamnya terlihat kegiatan guru, sumber belajar yang digunakan dalam mewujudkan
kondisi belajar atau sistem lingkungan yang menyebabkan terjadinya belajar pada
siswa.
Sebenarnya tidak ada model
pembelajaran yang paling baik dan tidak ada model pembelajaran yang paling
buruk, semuanya bergantung pada kepandaian guru dan materi yang sedang
dipelajari untuk menentukan model pembelajaran mana yang terbaik, termasuk di
dalamnya menentukan strategi, metode, ataupun pendekatannya, sehingga tujuan
dari pembelajaran dapat tercapai. Demikian pula dalam pembelajaran ekonomi,
semua model pembelajaran mungkin bisa diterapkan dan tentu saja bergantung dan
karakteristik mata pelajaran ekonomi itu sendiri serta bergantung pula pada
pokok materi pembelajarannya. Untuk
mencapai tujuan belajar yang diinginkan, maka dikembangkan model-model
pembelajaran yang diharapkan dapat menunjang kegiatan belajar mengajar. Salah
satu dari model pembelajaran tersebut adalah melalui penerapan model
pembelajaran kooperatit tipe role
playing.
Menurut Uno
(2008 :26) Model pembelajaran
kooperatif tipe role playing merupakan model pembelajaran dimana siswa
belajar dan bekerjasama dengan siswa lain dan saling membantu dalam memecahkan
suatu permasalahan yang berkaitan dengan materi pelajaran yang sedang
dipelajari melalui bermain peran. Model pembelajaran ini jelas menuntut siswa
agar memiliki kecakapan komunikasi yang baik sehingga siswa mampu berinteraksi
guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan, atau menyusun berbagai
alternatif pemecahan atas suatu masalah tersebut.
Di SMA PGRI 4 Palembang
berdasarkan observasi awal sebelum mengadakan penelitian ini, didapatkan bahwa
permasalahan yang dialami oleh sekolah tersebut terletak pada rendahnya
keaktifan siswa serta masih rendahnya hasil belajar siswa yang belum mencapai
nilai kriteria ketuntasan minimum yang ditetapkan oleh sekolah. Dalam proses
kegiatan belajar-mengajar yang berlangsung selama ini guru memegang peranan
yang dominan. Metode ceramah menjadi pilihan utama metode pembelajaran sehingga
siswa hanya menerima pengetahuan guru secara langsung tanpa terlebih dahulu
mengalami atau menemukan apa yang terjadi dan apa yang diperoleh kurang
bermakna dan pembelajaran kurang produktif. Siswa juga cenderung mengalami
kejenuhan terutama dalam belajar ekonomi, sehingga masalah ini kurang mendorong
pencapaian hasil belajar yang optimal dan pihak sekolah membutuhkan suatu model
pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan sekaligus dapat meningkatkan
hasil belajar.
Dari uraian diatas,
maka penulis berkeinginan untuk melakukan penelitian yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe role playing. Berdasarkan latar belakang
permasalahan diatas penulis menganggap perlu mengadakan penelitian dengan
judul ”Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Role Playing
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA PGRI 4 Palembang
Tahun Pelajaran 2011-2012”
1.2.
Masalah Penelitian
1.2.1.Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini terarah dalam
pelaksanaannya, maka diperlukan pembatasan masalah dalam penelitian ini :
1. Model pembelajaran kooperatif tipe role
playing yang dimaksud merupakan suatu cara penguasaan bahan-bahan
pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa melalui bermain
peran atau memainkan skenario.
2. Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil yang didapat setelah
diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe role playing dengan
menggunakan tes tertulis.
3. Pokok bahasan materi pelajaran yang
digunakan adalah materi uang.
4. Siswa yang diteliti adalah siswa kelas X
semester 2 di SMA PGRI 4 Palembang tahun pelajaran 2011-2012.
1.2.2.
Rumusan Masalah
Untuk
melaksanakan penelitian yang terarah dan terencana maka penulis merumuskan
masalah yang akan diteliti adalah : adakah pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe role playing terhadap
hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi di SMA PGRI 4 Palembang tahun
pelajaran 2011-2012?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe role
playing terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi di SMA
PGRI 4 Palembang tahun pelajaran 2011-2012.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberi
manfaat bagi :
1. Bagi Guru, penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan sebagai informasi dan bahan
masukan dalam memilih model pembelajaran yang tepat dalam perencanaan dan
pelaksanaan proses pembelajaran sehingga dapat
meningkatkan pengetahuan dan hasil belajar.
2. Bagi Sekolah, sebagai masukkan dalam menentukan
langkah – langkah pembelajaran yang
lebih baik sebagai upaya meningkatkan kualitas pembelajaran.
3. Bagi Peneliti, untuk dapat menjadi bekal untuk
mewujudkan guru yang profesional dengan menerapkan berbagai model pembelajaran
yang efektif guna meningkatkan hasil
belajar dan keaktifan siswa.
4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan
sebagai sumber informasi bagi penelitian selanjutnya serta dapat sebagai
tambahan sumber bacaan perpustakaan Universitas PGRI Palembang khususnya
tentang kependidikan.
1.5. Anggapan Dasar
“Anggapan
dasar adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang akan
berfungsi sebagai hal-hal yang dipakai untuk berpijak bagi peneliti di dalam
melaksanakan penelitiannya” (Arikunto, 2006 : 24). Yang menjadi anggapan dasar
dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe role playing¸ siswa akan lebih termotivasi dalam mengikuti proses belajar
mengajar dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
1.6. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu
jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai
terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto,2006 : 71). Berdasarkan pendapat tersebut, hipotesis yang peneliti kemukakan adalah diduga
ada pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe role playing terhadap
hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi di SMA PGRI 4 Palembang.
1.7. Kriteria Pengujian Hipotesis
Hipotesis statistik yang akan dibuktikan dalam penelitian ini adalah:
Ho : Tidak ada pengaruh penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe role playing terhadap hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Ekonomi di SMA PGRI 4 Palembang.
Ha : Ada pengaruh penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe role playing terhadap hasil belajar
siswa pada mata pelajaran Ekonomi di SMA PGRI 4 Palembang.
Dalam penelitian ini pengujian hipotesis penelitian menggunakan rumus
regresi linier sederhana dengan taraf signifikan α = 0,05 dan dk = ( n1 +
n2 – 2 ) dengan kriteria pengujian sebagai berikut :
a.
Terima Ho, bila
berarti tolak Ha
b.
Tolak Ho, bila
>
berarti terima
Ha
2. Tinjauan Pustaka
Kajian pustaka yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk membahas
yang berhubungan dengan model pembelajaran, macam-macam pembelajaran, model
pembelajaran kooperatif, dan hasil belajar
2.1 Pengertian Model Pembelajaran
Istilah model mempunyai makna
yang lebih luas daripada suatu strategi, metode, atau prosedur, model
pembelajaran mencakup suatu pendekatan pengajaran yang luas dan menyeluruh. Jadi
satu model pengajaran dapat menggunakan sejumlah keterampilan metodologis dan
prosedural.
Menurut Joice dan Weil (dalam Isjoni, 2010 : 50) model pembelajaran
adalah suatu pola atau rencana yang sudah direncanakan sedemikian rupa dan
digunakan untuk menyusun kurikulum, mengatur materi pengajaran, dan memberi
petunjuk kepada pengajar di kelasnya. Dalam penerapannya model pembelajaran ini
harus sesuai dengan kebutuhan siswa.
Menurut Hanafiah, Cucu Suhana
(2009 : 41) model pembelajaran merupakan suatu pendekatan dalam rangka
mensiasati perubahan perilaku siswa secara adaptif maupun generatif. Model
pembelajaran sangat erat kaitannya dengan gaya mengajar siswa (learning style) dan gaya mengajar guru (teaching style).
Model pembelajaran dapat
diartikan pula merupakan bentuk representasi akurat, sebagai proses aktual
pembelajaran yang memungkinkan guru untuk bertindak atau menerapkan proses
tertentu berdasarkan prinsip model pembelajaran itu sendiri. Dengan kata lain model pembelajaran adalah
suatu rencana mengajar yang memperlihatkan pola pembelajaran tertentu, yang di
dalamnya terlihat kegiatan guru, sumber belajar yang digunakan dalam mewujudkan
kondisi belajar atau sistem lingkungan yang menyebabkan terjadinya belajar pada
siswa.
Dari pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana mengajar yang
mencakup kegiatan pembelajaran secara luas dan memaparkan kegiatan pembelajaran
tersebut secara detil.
2.2 Macam-Macam Model Pembelajaran
Sejalan
dengan perkembangan zaman di dunia pendidikan maka model pembelajaran pun ikut
mengalami perubahan menyesuaikan dengan kemajuan tersebut apalagi sarana
belajar hampir setiap tahun mengalami perubahan terutama sarana yang
berbasis teknologi. Dibawah ini ada
beberapa macam model pembelajaran yang sering di gunakan oleh guru dalam
mengajar di sekolah.
Bagan
macam-macam model pembelajaran
Model
pembelajaran yang sering digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran memiliki
banyak macamnya diantaranya model pembelajaran langsung, model pembelajaran
berdasarkan masalah, dan model pembelajaran kooperatif dan model pembelajaran
lainnya.
Model pembelajaran langsung merupakan model pembelajaran yang lebih berpusat
pada guru dan lebih mengutamakan strategi pembelajaran efektif guna memperluas
informasi materi ajar.
Model pembelajaran berdasarkan
masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berpikir
tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang
sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia
social dan sekitarnya.
Model Pembelajaran kooperatif, merupakan model pembelajaran dengan siswa
bekerja dalam kelompok yang memiliki kemampuan heterogen. Di dalam model
pembelajaran kooperatif ini memiliki banyak sekali tipe, diantaranya tipe role playing, cooperative script, group investigation dan tipe-tipe
lainnya.
2.3 Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif
berasal dari kata cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu secara
bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok
atau satu tim.
Menurut
Suyatno (2009 : 51) Model pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran
dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksi
konsep, menyelesaikan persoalan.
Menurut Slavin (dalam Isjoni,
2010 : 12) Model pembelajaran kooperatif atau Cooperative Learning adalah suatu model
pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil
secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur heterogen.
Tujuan
utama dalam penerapan model pembelajaran kooperatif adalah agar peserta didik
dapat belajar secara berkelompok bersama-sama temannya dengan saling menghargai
pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan
pendapat mereka secara berkelompok dan saling mencerdaskan.
Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang lebih
menekankan kerjasama antar siswa. Ciri
utamanya siswa belajar atau mengerjakan segala sesuatu dengan berkelompok,
sehingga dengan ini siswa dilatih untuk hidup bekerja sama dengan orang
lain. Melalui belajar kelompok ini
pembelajaran ekonomi lebih menyenangkan dibandingkan dengan mendengarkan
ceramah. Materi yang berupa konsep atau
fakta disajikan melalui belajar kelompok sehingga siswa lebih berperan dalam
penggalian informasi tidak hanya sebatas menerima. Disini peserta didik merupakan bagian dari
suatu sistem kerjasama untuk mencapai hasil yang optimal dalam belajar. Yang diperkenalkan dalam cooperative
learning bukan sekedar kerja kelompoknya, melainkan penstrukturannya,
sehingga dikenal pula sebagai sistem kerja/belajar kelompok yan terstruktur.
Sistem
pengajaran cooperative learning bisa didefinisikan sebagai sistem kerja /
belajar kelompok yang terstruktur (Lie, 2010:16). Sistem pengajaran yang memberi kesempatan
kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang
terstrukutr disebut sebagi sistem pembelajaran gotong royong atau cooperative
learning.
Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar
dalam kelompok. Ada prinsip-prinsip dasar dalam pembelajaran kooperatif yang
membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan.
Menurut
Riyanto (2010 : 266), ada lima prinsip yang mendasari pembelajaran kooperatif
yaitu:
a.
Positive Interdependence, artinya adanya saling
ketergantungan positif yakni anggota kelompok menyadari pentingnya kerja sama
dalam pencapaian tujuan.
b.
Face to Face Promotion Interaction, yaitu antar
anggota berinteraksi dengan saling berhadapan.
c.
Individual
accountability, artionya setiap anggota kelompok harus belajar dan aktif
memberikan kontribusi untuk mencapai keberhasilan kelompok.
d.
Use of
collaborative / social skoll artinya harus menggunakan keterampilan
bekerjasama dan bersosialisasi. Agar siswa mampu berkolaborasi perlu adanya
bimbingan guru.
e.
Group prosesing, artinya siswa perlu menilai bagaimana
mereka bekerja secara efektif.
Menurut Juliati (dalam Isjoni, 2010: 12)
mengemukakan cooperative learning lebih tepat digunakan pada
pembelajaran IPS, karena efektif untuk meningkatkan kemampuan berfikir siswa.
Manfaat dari pembelajaran kooperatif antara lain
sebagai berikut:
1. Meningkatkan
kemampuan untuk bekerja sama dan bersosialisasi.
2. Melatih
kepekaan diri, empati melalui variasi perbedaan sikap dan perilaku selama bekerja sama.
3. Mengurangi
rasa kecemasan dan menumbuhkan rasa percaya diri.
4. Meningkatkan motivasi belajar, harga diri dan
sikap perilaku yang positif, sehingga
pembelajaran kooperatif siswa akan tahu kedudukannya dan belajar untuk saling
menghargai satu sama lain.
5.
Meningkatkan prestasi belajar dengan menyelesaikan tugas akademik,
sehingga dapat membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit.
2.3.1 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Role Playing
Bagan Model Pembelajaran
Model pembelajaran kooperatif
mempunyai banyak sekali tipe-tipenya dan kesemuanya mempunyai kelebihan dan
kekurangan tersendiri, salah satu tipe tersebut adalah model role playing yang
dipelopori oleh George Shaftel.
Menurut
Ibrahim (2003 :107) “Model role playing merupakan model pembelajaran
yang sering digunakan dalam mengajarkan nilai-nilai dan memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi dalam hubungan sosial dengan orang-orang
dilingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Dalam pelaksanaannya, siswa
diberi berbagai peran tertentu dan melaksanakan peran tersebut, serta
mendiskusikan didepan kelas.
Dari
pendapat diatas dapat disimpulkan model role playing adalah suatu model
pembelajaran bertujuan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah melalui
pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan
penghayatan dilakukan siswa dengan bermain peran atau skenario.
2.3.2 Langkah – langkah Model Role
Playing
Menurut Hanafiah, dan Cucu Suhana (2009 : 47-48)
langkah – langkah dalam menerapkan model pembelajaran role playing
antara lain sebagai berikut :
1.
Guru menyusun (menyiapkan) skenario yang akan ditampilkan.
2.
Guru menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario yang akan ditampilkan di
depan kelas. Skenario yang akan ditampilkan ini berdasarkan materi yang sedang
dipelajari oleh siswa dalam pelajaran tersebut.
3.
Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang.
4.
Guru memberi penjelasan tentang kompetensi yang ingin
dicapai.
5.
Guru memanggil siswa yang sudah ditunjuk untuk
memerankan skenario tersebut di depan kelas.
6.
Masing-masing siswa duduk di kelompoknya, sambil
mengamati skenario yang
sedang diperagakan tersebut.
7.
Setelah selesai pementasan, setiap siswa diberi kertas
lembar kerja untuk pembahasan dalam masing-masing kelompok.
8.
Masing-masing kelompok menyampaikan hasil
kesimpulannya.
9.
Guru memberikan kesimpulan secara umum.
10. Evaluasi.
11. Penutup.
2.3.3 Keunggulan Dan Kelemahan Yang
Ada Pada Model Role Playing
Keunggulan:
1. Siswa
melatih dirinya untuk memahami dan mengingat isi bahan yang diperankan. Sebagai
pemain harus memahami, menghayati isi cerita secara keseluruhan, terutama untuk
materi yang diperankannya. Dengan demikian, daya ingatan siswa harus tajam dan
tahan lama.
2. Siswa
akan berlatih untuk berinisiatif dan berkreatif.
3. Bakat
yang terdapat pada siswa dapat ditumbuhkan.
4. Kerjasama
antar pemain dapat ditumbuknan dan dibina dengan sebaik-baiknya.
5. Siswa
memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggung jawab.
Kelemahan:
1. Sebagian
siswa yang tidak ikut bermain peran menjadi kurang aktif.
2. Memerlukan
tempat yang luas.
2.4 Hasil Belajar
2.4.1 Pengertian Belajar
Menurut
Djamaroh dan Aswan (2006 : 10), ”Belajar adalah proses perubahan perilaku
berkat pengalaman dan latihan”.
Menurut
Hamalik (2006 : 28), ”Belajar adalah suatu proses perubahan perilaku individu
melalui interaksi dengan lingkungan”.
Menurut
Dimyanti, dan Mudjiono (2006 : 7) ”Belajar merupakan tindakan dan perilaku
siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa
sendiri, siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar
dan proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di
lingkungan sekitar”.
Berdasarkan
pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar merupakan suatu proses
dimana didalamnya terjadi suatu interaksi antara seseorang (siswa) dengan
lingkungannya yang mengakibatkan adanya perubahan tingkah laku yang akan
memberikan suatu pengalaman baik bersifat koqnitif (pengetahuan), afektif
(sikap), dan psikomotorik
(keterampilan).
2.4.2. Faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar
Menurut
Slameto (2010 : 54-71) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar siswa
dapat digolongkan menjadi :
1. Faktor Intern yaitu
faktor yang berasal dari dalam diri siswa, meliputi :
a.
Faktor
jasmaniah, aspek yang bersifat jasmaniah yaitu kondisi umum dari kesehatan dan
didalamnya jug dengan keadaan fisik (mengenai cacat tubuh).
b. Faktor psikologis
- Intelegensi
Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari
tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi
yang baru dengan cepat, mengetahui atau menggunakan konsep-konsep yang abstrak
secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.
- perhatian
perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi,
jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada sesuatu objek atau sekumpulan objek..
- Minat
Minat adalah kecenderungan yang tepat untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan..
c. Faktor kelelahan, kelelahan ini dibagi dua
yaitu kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul
kecenderungan untuk membaringkan untuk membaringkan tubuh, sedangkan kelelahan
rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan
dorongan untuk menghasilkan hilang.
2. Faktor Ekstern yaitu
faktor yang berasal dari luar siswa, meliputi :
a. Faktor
keluarga, siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara
orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan
keadaan ekonomi keluarga.
b.
Faktor sekolah
Faktor sekolah yang
mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru
dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu
sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung.
c.
Faktor masyarakat
Faktor
masyarakat merupakan faktor ekstern yagn juga berpengaruh terhadap siswa.
Pengaruh ini terjadi karena keberadaanya siswa dalam masyarakat.
2.4.3.
Hasil Belajar
Menurut
Dimyati dan Mujiono (2006: 3), hasil belajar merupakan hasil dari suatu
interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Sedangkan hasil belajar adalah
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. (Online). (Pengertian hasil belajar. www.google.co.id ; diakses oleh yudi tanggal 12
Desember 2009).
Dari pendapat diatas dapat di simpulkan bawa
hasil belajar adalah suatu bukti keberhasilan seseorang dalam mempelajari
materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk nilai yang diperoleh
dari hasil belajar yaitu hasil tes. Biasanya nilai dari hasil belajar seseorang
itu dinyatakan dalam bentuk angka, huruf atau kata-kata baik, sedang dan buruk.
Sebagaimana yang telah diuraikan dari pengertian
hasil belajar diatas, sebagai titik akhir dari pada belajar diharapkan
terjadinya suatu perubahan dalam diri manusia, terjadinya perubahan yang di
peroleh manusia tersebut merupakan akibat dari pada perubahan belajar yang
dilakukan oleh manusia itu sendiri. Pada umumnya untuk mengetahui hasil belajar
pada siswa digunakan beberapa cara yang merupakan alat berupa tes yang disusun
sedemikian rupa, sehingga dapat mengungkapkan segala sesuatu yang telah
diperoleh siswa dari proses belajar baik pengetahuan, keterampilan dan
sebagainya. Di dalam melakukan suatu pekerjaan seseorang ingin berusaha
mencapai suatu apa yang diharapkan atau yang di cita-citakannya yaitu tentang
hasil usaha yang telah dilakukan baik bagi dirinya sendiri maupun bermanfaat
bagi orang lain
Secara ringkas fungsi hasil belajar yaitu
memberikan informasi kepada seseorang tentang proses perubahan yang dialami
baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain. Dalam artian orang dapat
memberikan nilai apakah perubahan yang dialami seseorang tersebut kearah yang
lebih positif atau kerah yang bersifat negative. Dengan demikian apa makna yang
terkandung dalan kata belajar dapat dipahami oleh seluruh kalangan. Hal ini
dimaksudkan untuk menjadikan tolak ukur dalam melihat ada atau tidaknya
perubahan yang dialami oleh seseorang
Dari pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa hasil belajar adalah suatu bukti keberhasilan seseorang dalam mempelajari
materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk nilai yang diperoleh
dari hasil belajar yaitu hasil tes. Biasanya nilai dari hasil belajar seseorang
itu dinyatakan dalam bentuk angka, huruf atau kata-kata baik, sedang dan buruk.
2.5
Pengertian Ekonomi
Penelitian ini dilakukan pada
mata pelajaran ekonomi. Ilmu Ekonomi merupakan ilmu tentang perilaku dan
tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang banyak, bervariasi dan
berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan kegiatan ekonomi.
“Istilah ekonomi berasal dari
kata “Oikonomeia” (bahasa Yunani). Oikonomia berasar dari dua kata yaitu
“Oikos” berarti rumah tangga dan “Nomos” berarti norma atau aturan. Dengan
demikian ekonomi berarti aturan mengenai rumah tangga. Selanjutnya yang
dimaksud dengan ilmu ekonomi adalah ilmu yang mengatur rumah tangga dalam
memenuhi kebutuhannya”. (Eeng, Ahman dkk, 2003: 16)
Ekonomi merupakan suatu ilmu yang mempelajari masyarakat dalam
usahanya untuk mencapai kemakmuran (kemakmuran suatu keadaan di mana manusia
dapat memenuhi kebutuhan baik barang-barang maupun jasa). (Online). (Pengertian ekonomi. www.google.co.id ; diakses oleh yudi tanggal 12
Desember 2009).
Berdasarkan pendapat ahli di
atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan ilmu ekonomi ialah ilmu yang
mempelajari tingkah laku manusia dalam memenuhi kebutuhannya yang berupa barang
dan jasa untuk mencapai kemakmuran hidupnya.
Mata pelajaran ekonomi
diberikan pada tingkat pendidikan dasar sebagai bagian dari IPS. Pada tingkat pendidikan menengah, ekonomi
diberikan sebagai mata pelajaran tersendiri. Materi yang diberikan dalam penelitian
ini mengenai uang dan perbankan dengan sub pokok bahasan Uang, yang dipelajari
pada kelas X semester 2 tahun pelajaran 2011-2012.
3.1. Variabel Penelitian
Arikunto (2006 : 118) menyatakan bahwa variabel adalah objek penelitian,
atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.
Variabel pada penelitian ini terdiri atas variabel bebas dan terikat.
Variabel Bebas (X) = Model pembelajaran kooperatif tipe role
playing.
X = 1, jika digunakan model pembelajaran kooperatif
tipe role playing.
X = 0, jika tidak digunakan model pembelajaran
kooperatif tipe role playing.
Variabel Terikat (Y) = Hasil belajar siswa setelah penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe role playing pada mata pelajaran ekonomi siswa
di kelas X SMA PGRI 4 Palembang.
3.2. Defenisi Operasional Variabel ( DOV )
Berdasarkan Variabel diatas
dapat didefenisikan sebagai berikut :
a. Model pembelajaran kooperatif tipe role
playing merupakan suatu model belajar berkelompok, dimana beberapa siswa memerankan atau memainkan peran / skenario yang telah dipersiapkan
sesuai dengan materi yang akan dipelajari. Model pembelajaran ini menekankan
pada kemampuan bekerjasama dalam kelompok serta menekankan pada aktivitas siswa
secara optimal.
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe role
playing dapat dilakukan melalui tiga tahapan diantaranya sebagai berikut:
·
Perencanaan
Tahap perencanaan belajar dilakukan melalui
beberapa tahapan kegiatan diantaranya menyiapkan
Rencana pelaksanaan pembelajaran, menyiapkan skenario yang akan ditampilkan.
Sebelumnya peneliti telah membentuk kelompok siswa dan setiap kelompok terdiri 5
siswa serta menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario tersebut dua
atau tiga hari sebelum proses pembelajaran berlangsung.
·
Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan pembelajaran role playing peneliti menjelaskan tentang kompetensi yang ingin dicapai.
Setelah itu peneliti memanggil para siswa yang sudah ditunjuk
sebelumnya untuk memerankan skenario yang sudah dipersiapkan sebelumnya dan
siswa yang lain dalam kelompok masing-masing memperhatikan jalannya pementasan
skenario tersebut dengan seksama dalam kelompoknya. Setelah pementasan selesai,
setiap kelompok membuat kesimpulan serta menyampaikan hasil kesimpulan dari
pementasan tersebut.
·
Evaluasi
Tahap evaluasi merupakan tahapan untuk menilai
hasil dari pembelajaran tersebut. Di sini peneliti juga mengunakan lembar
observasi untuk melihat keaktifan siswa selama pembelajaran tersebut
berlangsung.
b. Hasil belajar merupakan suatu bukti
pencapaian siswa dalam memahami suatu materi pelajaran yang dapat dilihat dalam
jangka waktu tertentu. Dalam penelitian ini hasil belajar yang dimaksud adalah
nilai yang diperoleh siswa melalui tes berbentuk essay sebanyak 5 soal yang
diberikan setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe role
playing di kelas X-2 sebagai kelas eksperimen dan juga kelas X-3 sebagai
kelas kontrol dengan soal yang sama.
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
”Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas, objek / subjek yang mempunyai kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2006 : 55). Dari pengertian diatas,
maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X di
SMA PGRI 4 Palembang tahun pelajaran 2011-2012 yang berjumlah 116 orang terdiri
dari 3 kelas, seperti yang terlihat pada tabel berikut ini:
TABEL 1
POPULASI PENELITIAN
No
|
Kelas
|
Laki
- Laki
|
Perempuan
|
Jumlah
|
1
|
X-1
|
15
|
25
|
40
|
2
|
X-2
|
15
|
23
|
38
|
3
|
X-3
|
17
|
21
|
38
|
∑
|
47
|
69
|
116
|
(Sumber : Tata Usaha SMA PGRI 4 Palembang)
3.3.2. Sampel
”Sampel adalah
sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut”
(Sugiyono. 2006:56). Sedangkan menurut (Arikunto,2006 : 131) “Sampel
adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”
Menurut Arikunto (2006:134) besarnya sampel yang diambil tergantung pada
subjek dalam populasi, selanjutnya dikatakan “… jika jumlah subjeknya besar
dapat diambil antara 10-15 %atau 20-25 % atau lebih, …”
Dari tabel I di atas, kelas X di SMA PGRI Palembang terdiri dari tiga
kelas yaitu kelas X-1, kelas X-2 dan kelas X-3. Adapun jumlah subjeknya lebih
dari 100 sehingga besarnya sampel disesuaikan dengan kebutuhan peneliti yang
mengambil dua kelas sebagai sampel, dimana satu kelas sebagai kelas eksperimen
dan satu kelas lagi sebagai kelas kontrol. Perlu dijelaskan, bahwa di kelas X
ini tidak ada kelas pilihan atau unggulan sehingga sampel dalam penelitian ini
bersifat homogen atau memiliki kemampuan yang sama. Oleh karena itu,
pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan random sampling /
acak dengan cara undian. Dari hasil undian, ternyata kelas X-2 terpilih sebagai
kelas eksperimen dan kelas X-3 sebagai kelas kontrol. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.
TABEL 2
SAMPEL PENELITIAN
No
|
Kelas
|
Laki
- Laki
|
Perempuan
|
Jumlah
|
Keterangan
|
1
|
X-2
|
15
|
23
|
38
|
Kelas
Eksperimen
|
2
|
X-3
|
17
|
21
|
38
|
Kelas Kontrol
|
∑
|
32
|
44
|
76
|
|
Sumber : Tata Usaha SMA PGRI 4 Palembang
3.4. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.
“Metode eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan
untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendali” (Sugiyono.
2008 : 107). Dalam penelitian ini penulis meneliti tentang Pengaruh penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe role playing terhadap hasil belajar siswa pada mata
pelajaran ekonomi di kelas X pada pokok bahasan uang.
3.5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Teknik Observasi
Menurut Dalyono (2007 : 10)
”teknik obervasi adalah cara pengamatan secara sistematis terhadap tingkah laku
orang lain. Observasi yang dilakukan untuk mengamati siswa belajar di kelas”.
Dalam penelitian ini metode
observasi digunakan untuk melihat keaktifan siswa selama pembelajaran berlangsung
saat diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe role playing di SMA PGRI 4 Palembang pada pokok bahasan
uang. Lembar observasi terdiri dari 4 indikator dan setiap indikator
terdiri 4 deskriptor. Dalam setiap observasi pengamat memberi tanda cek list (√)
pada setiap deskriptor yang tampak di lembar observasi yang tersedia. Indikator
dalam penelitian ini meliputi : 1). Aktivitas gerak yaitu apa yang dilakukan
oleh siswa selama mengikuti proses pembelajaran, 2). Aktivitas visual yaitu kegiatan siswa dalam melakukan
pengamatan pada proses penerapan model pembelajaran kooperatif tipe role
playing, 3). Menulis yaitu kegiatan siswa dalam mengerjakan tugas-tugas
secara tertulis yang diberikan oleh guru, 4). Aktivitas mental yaitu kegiatan
siswa dalam mengemukakan pendapat atau menyampaikan kesimpulan. Indikator dan
deskriptor tersebut yaitu :
Indikator 1: Melakukan Aktivitas
Gerak
Deskriptor:
-
Siswa
melakukan tugas sesuai yang di perintahkan guru.
-
Siswa
tidak keluar dari kelas selama kegiatan
pembelajaran untuk kegiatan yang tidak perlu.
-
Siswa
mengangkat tangan saat ingin mengemukakan atau mengajukan pendapat.
-
Siswa
bekerja dengan tepat waktu.
Indikator 2: Melakukan Aktivitas
Visual
Deskriptor:
-
Siswa
memperhatikan ketika guru menjelaskan tentang kopetensi apa yang ingin dicapai.
-
Siswa
memperhatikan ketika guru menjelaskan tentang tata cara memerankan
skenario.pada saat akan diperagakan.
-
Siswa
mengamati skenario yang sedang diperagakan.
-
Siswa
memperhatikan ketika guru menyimpulkan materi pembelajaran
Indikator 3: Melakukan Akivitas
Menulis
Deskriptor:
-
Siswa
menulis rangkuman isi atau permasalahan yang ada di dalam skenario yang sedang
diperagakan
-
Siswa
menulis ide-ide yang ada pada skenario yang sudah selesai diperagakan.
-
Siswa
menulis lembar kerja untuk pembahasan.
-
Siswa
membuat kesimpulan dari skenario yang telah diperagakan.
Indikator 4: Melakukan Aktivitas
Mental
Deskriptor:
-
Siswa
berani memainkan peran yang telah ditetapkan sesuai dengan skenario yang sedang
diperagakan dihadapan guru dan siswa.
-
Siswa
berani memberikan tanggapan terhadap suatu permasalahan yang ada dalam pementasan
tersebut.
-
Siswa
saling membantu membuat lembar kerja untuk pembahasan.
-
Siswa
berani menyampaikan hasil kesimpulan.
Untuk lebih jelasnya lembar observasi dalam penelitian ini dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.
TABEL 3
LEMBAR OBSERVASI AKTIFITAS SISWA
Aktivitas Belajar
|
Nama Siswa
|
Penilaian
|
|||||||||||||||
Aktivitas I
|
Aktivitas II
|
Aktivitas III
|
Aktivitas IV
|
||||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Jumlah
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Panduan nilai penskoran setelah mengisi cek list antara lain sebagai
berikut :
TABEL 4
PENSKORAN DATA
OBSERVASI
Keterangan
|
Skor
|
Bila
tidak ada satupun deskriptor yang tampak
Bila ada
satu deskriptor yang tampak
Bila ada
dua deskriptor yang tampak
Bila ada
tiga deskriptor yang tampak
Bila ada
empat deskriptor yang tampak
|
1
2
3
4
5
|
(Purwanto,
2003: 102)
2. Teknik Tes
Arikunto
(2006 : 150 ) ”Tes ialah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain
yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan
atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”.
Metode
tes digunakan untuk memperoleh hasil belajar berupa nilai yang didapat siswa
setelah proses pembelajaran. Dalam penelitian ini siswa akan diberikan tes dengan
bentuk essay sebanyak 5 soal yang sama baik untuk kelas eksperimen maupun kelas
kontrol, untuk mendapatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran ekonomi
kelas X.
3. Dokumentasi
Arikunto (2006 : 231 ) menyatakan bahwa “Metode
dokumentasi adalah mencari data mengenai
hal - hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, notulen rapat,
agenda, dan sebagainya”. Dalam penelitian ini penulis memperoleh data dari
transkip sekolah berupa jumlah siswa yang ada di kelas X SMA PGRI 4 Palembang.
Teknik dokumentasi
ini digunakan sebagai pelengkap untuk mengetahui identitas responden, keadaan
atau sejarah singkat sekolah serta hal-hal lainnya yang berhubungan dengan
sekolah yang turut mendukung dalam penelitian ini.
3.6. Teknik Analisis Data
3.6.1 Analisis Data Observasi
Data
observasi yang diperoleh pada saat kegiatan belajar dihitung untuk mengetahui
persentase keaktifan siswa dalam pengaruh penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe role playing. Untuk menghitung data yang telah terkumpul
digunakan presentase dengan rumus:
Keterangan:
NP : Nilai Persentase
f : Frekuensi Jumlah Siswa yang
melaksanakan aktivitas belajar
n :
jumlah siswa
100 % : Bilangan konstan
Untuk
mengetahui prestasi siswa tersebut kedalam bukti penilaian keaktifan belajar,
kriteria hasil penilaian keaktifan belajar tersebut ini diikuti perhitungan
yang dikemukakan oleh Hatimah (2007 : 670) antara lain sebagai berikut:
1. Hasil tertinggi yang mungkin diperoleh
siswa yaitu 4 X 5 = 20, dalam persen
2. Hasil terendah yang mungkin diperoleh
siswa yaitu 4 X 1 = 4, dalam persen
3. Kriteria ditentukan dalam 5 kategori.
4. Hasil kriteria =
5. Maka kriteria penilaian keaktifan tersebut
seperti dibahwah ini:
TABEL 5
KRITERIA KEAKTIFAN SISWA
Persentase
(%)
|
Keterangan
|
85 – 100
69 - 84
53 – 68
37 – 52
20 – 36
|
Sangat Aktif
Aktif
Cukup Aktif
Kurang Aktif
Sangat Kurang Aktif
|
3.6.2 Analisis Hasil belajar
Untuk melihat tercapai atau
tidaknya proses belajar mengajar dan keberhasilan siswa, ada kriteria yang
harus dilihat dalam menilai hasil belajar. Adapun indikator keberhasilan siswa
di sekolah dalam penelitian ini dalam tabel berikut:
TABEL 6
HASIL BELAJAR
Interval
Nilai
|
Keterangan
|
86-100
|
Sangat Baik
|
71-85
|
Baik
|
56-70
|
Cukup
|
41-55
|
Kurang
|
< 40
|
Kurang Sekali
|
(Sumber
: Diknas Kota Palembang)
3.6.3 Analisis Data Tes
1. Regresi
Linier Sederhana
Teknik regresi linier sederhana digunakan untuk melihat apakah ada
pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe role Playing terhadap hasil
belajar melalui persamaan regresi yaitu :
Dimana :
a =
(Sugiyono, 2006 : 245)
b =
(Sugiyono, 2006 : 245)
Jika hasil yang diperoleh
berupa nilai koefisien regresi (b) positif maka menunjukkan pengaruh positif
atau peningkatan dari nilai variabel terikat, apabila sebaliknya berupa nilai
koefisien negatif (b) negatif maka menunjukkan pengaruh negatif atau penurunan
dari nilai variabel terikat.
2. Korelasi Product Moment
Teknik ini digunakan
untuk melihat signifikasi pengaruh dan besarnya pengaruh dalam penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe role Playing terhadap hasil belajar yang diketahui dari
koefisien determinan (
)
melalui nilai koefisien korelasi product moment, yang dilihat dengan persamaan
:
Koefisien determinan
dihitung dengan cara
3. Uji t
Teknik ini digunakan
untuk menguji hipotesis penelitian persamaan yang digunakan adalah
Keterangan :
a =
Konstanta
b =
Koefisien regresi
X = Variabel bebas yaitu
siswa yang dikenai perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe role
playing dimana proses
belajar mengajar atau kelas eksperimen (diberi nilai 1) dan yang tidak atau
kelas kontrol (diberi nilai 0)
Y = Variabel terikat yaitu hasil belajar
siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
n = Jumlah sampel
Kriteria pengujian hipotesis
dalam penelitian ini yaitu :
Terima
: Bila
bearti tolak
Tolak
: Bila
>
bearti terima
Dengan taraf uji yang
digunakan adalah uji 2 pihak dan signifikan dengan taraf α = 0,05 dan dk = ( n1 + n2 – 2 ).
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:Rineka Cipta.
Dalyono, M. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta :
Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri dan
Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: Rineka Cipta.
Eeng, Ahman dkk. 2003. Ekonomi Untuk SMU Kelas I. Bandung: Grafindo
Media Pratama.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2009. Pedoman Penulisan Skripsi.Palembang:
Universitas PGRI.
Isjoni. 2010. Cooperatif
Learning. Bandung: Alfabeta.
Hamalik, Oemar. 2006. Proses
Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.
Hatimah, 2007. Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan. Jakarta:
UT.
Riyanto, Yatim. 2010. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta :
Kencana Prenedia Media Group.
S, Alam. 2007. Ekonomi
Untuk SMA Dan MA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.
Bandung : Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2006. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif Dan R&D) .Bandung: Alfabeta.
Suyatno, 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo :
Masmedia Buana Pustaka.
Uno, Hamzah B. 2008. Model
Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif Dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
(http://historyofindonesia.blogspot.com/2010/03/pengertian-ekonomi.html.Diakses oleh yudi tanggal 12 Desember 2009)
http://techonly13.wordpress.com/2009/07/04/pengertian-hasil-belajar/
Diakses oleh yudi tanggal 12
Desember 2009)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar