Tentang Akuntansi Perbankan

BAB 1

PENDAHULUAN

Bagi masyarakat yang hidup di Negara-negara maju, seperti Negara-negara di Eropa, Amerika da Jepang, mendengar kata Bank sudah bukan merupakan barang yang asing. Bank merupakan mitra dalam rangka memenuhi semua kebutuhan keuangan mereka. Bank dijadikan sebagai tempat untuk melakukan berbagai transaksi yang berhubungan dengan keuangan seperti tempat mengamankan uang, melakukan investasi, pengiriman uang, melakukan pembayaran atau melakukan penagihan.

            Bank dikatakan sebagai darahnya perekonomian suatu Negara. Oleh karena itu kemajuan akan suatu Bank di suatu Negara dapat pula dijadikan ukuran kemajuan Negara yang bersangkutan. Semakin maju suatu Negara, maka semakin besar peranan perbankkan dalam mengendalikan Negara tersebut. Artinya keberadaan dunia perbankkan semakin dibutuhkan pemerintah dan masyarakat.  Sebagian masyarakat hanya memahami Bank sebatas tempat meminjam  da menyimpan uang belaka.

<span class="fullpost">

“Bank adalah suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus unit) dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (deficit unit), serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Bank merupakan industry yang dalam kegiatan usahanya mengandalkan kepercayaan masyarakat sehingga tingkat kesehatan Bank perlu dipelihara.” (PSAK No.31)

Karakteristik Bank

Karakteristik Umum 

a.    Bahwa Bank merupakan lembaga yang berperan sebagai lembaga perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus unit) dengan pihak-pihak yang memerlukan (deficit unit) serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran, dengan berpijak pada kepercayaan masyarakat.

b.    Sebagai lembaga kepercayaan, Bank harus selalu menjaga likuiditasnya agar tetap sehat. Karakteristik ini mengisyaratkan bahwa Bank harus selalu memperhatikan sisi sumber dana.

c.    Bank selalu dihadapkan pada dilemma antara pemelihara likuiditas  atau peningkatan rentabilitas. Kedua aspek tersebut adalah bertentangan artinya kalau likuiditas tinggi maka rentabilitasnya akan rendah, begitu juga sebaliknya. Keseimbangan antara kedua aspek ini perlu dipelihara demi kesehatan Bank yang bersangkutan.

d.    Bank sebagai lembaga kepercayaan mempunyai kedudukan yang strategis sebagai penunjang pembangunan.

Karakteristik Khusus

a.    Bahwa sebagian besar asset Bank berupa Menetery Assets ataupun alat-alat likuid yang sifatnya tidak tampak, sedangkan aktifa yang berwujud nilainya relative kecil.

b.    Objek yang diperdagangkan adalah jasa yang banyak bersifat abstrak.

c.    Di dalam Bank, uang berfungsi sebagai alat likuid dan juga objek yang dperdagangkan secara nyata (bank notes) maupun secara abstrak.

d.    Perdagangan dan administrasi jenis mata uang relative banyak.

e.    Jumlah kantor cabang yang dimiliki banyak bahkan di seluruh dunia.

f.     Mengingat objek yang diperdagangkan berupa uang dan jasa-jasa yang bersifat abstrak serta mempunyai frekuensi yang sangat tinggi maka dituntut adanya internal control yang kuat.

a.    Bank dituntut sanggup mengelola asset dan liabilitas dengan baik demi memenangkan persaingan yang ketat.

b.    Di dalam melaksanakan transaksi-transaksi Bank lebih banyak mengandalkan kepercayaan masyarakat dan dokumen-dokumen, kode rahasia dan sebagainya.

SYSTEM  AKUNTANSI PERBANKAN

            Sebuah system akuntansi perbankan dibangun untuk mencapai sasaran tertentu yaitu :

a.    Sebagai Sistem Informasi Manajemen

1.    Mencatat setiap transaksi yang terjadi langasung dari dokumen secara teliti pada saat itru juga.

2.    Transaksi diklasifikasikan ke dalam rekening yang sejenis sehingga diperoleh informasi untuk masing-masing kegiatan.

3.    Penggunaan nomor urut untuk setiap transaksi akan menghindari pengolahan secara ganda.

4.    Transaksi yang sudah diposting tidak akan dapat masuk ke rekening yang lain karena adanya cek digit secara otomatis.

5.    Fungsi bagian akuntansi di Bank adalah pengolahan data yang menunjang kebutuhan bagian operasional tentang informasi keuangan baik yang menyangkut kegiatan sendiri maupun kegiatan keseluruhan.

6.    Semua kegiatan transaksi diproses menjadi akuntansi yang dapat disajikan perkelompok rekening, per sub buku besar, secara per buku besar.

7.    Adanya system stelsel dalam akuntansi akan memudahkan pengarsipan transaksi keuangan menurut masing-masing rekening yang bersangkutan.

8.    Neraca, laporan laba rugi dan laporan komitmen dan kontijensi merupakan laporan yang menyangkut segala kegiatan yang dilakukan Bank secara periode tertentu.

b.    Sebagai Penentuan Biaya

Produk yang dihasilakan Bank adalah dalam bentuk abstrak. System akuntansi perbankan akan memberikan manfaat dalam penentuan biaya terutama dalam pengalokasian biaya antar departemen/divisi, dapat digunakan untuk mengukur pendapatan yang diperoleh dan dapat  untuk menghitung laba rugi suatu Bank.

c.    Sebagai Sistem Pengawasan

System perbankan yang baik akan menciptakan pengawasan yang baik. Dalam arti sempit dapat berupa pemeliharaan ketelitian dan kebenaran administrasi keuangan, misalnya, apakah pembukuan telah menggungakan dokumen yang benar, apakah transaksi yang dilakukan telah dibukukan saat itu juga dan sebagainya. Dalam arti luas maka sebuah system akuntansi perbankan dapat digunakan untuk kepentingan evaluasi terhadap kinerja Bank secara keseluruhan, misalnya, berupa evaluasi likuiditas, solvabilitas, tingkat resiko, dan sebagainya.

d.    Sebagai Sistem Laporan Kepada Penguasa Moneter

Aktivitas Bank harus selalu dalam kendali penguasa moneter. Untuk dapat mengendalikan Bank tersebut penguasa moneter harus dilapori atas kegiatan Bank yang bersangkutan :

a.    Laporan likuiditas setiap minggu (giro wajib minimum) bagi masing-masing cabang di wilayah penguasa moneter.

b.    Laporan bulanan terhadap penguasa moneter sebagai laporan sandi. Laporan ini memuat neraca dan laba rugi secara terinci menurut sandi / laporan yang telah distandarisasi.

c.    Laporan enam bulan berupa laporan keuangan kepada penguasa moneter / laporan keuangan publikasi.

d.    Laporan-laporan yang bersifat khusus bagi Bank sentral. 

Untuk dapat memudahkan sasaran tersebut maka system akuntansi perbankan dibangun dengan memperhatikan aspek-aspek berikut :

1.    Akrural basis dalam pencatatan biaya

Ini adalah ciri yang menjadi khas bank. Sebagai lembaga yang bergerak dalam bidang-bidang jasa dan penuh resiko maka bank akan mencatat setiap biaya yang dikeluarkan dengan pendekatan akrural.

2.    Cash basis dalam pencatatan pendapatan

Pendapatan bank sebagian besar dipengaruhi pengahasilan bunga. Besarnya pendapatan bunga ini sangat dipengaruhi oleh besarnya suku bunga, jangka waktu, besarnya penempatan, dan tingkat kolektibilitasnya. Rendahnya tingkat kolektibilitas adalah sangat dekat resiko. Tingkat kolektibilitas yang rendah dapat dibuktikan melalui tingkat interest mergin yang rendah dan adanya cadangan aktiva produktif yang relative tinggi. Untuk itu dalam mengakui dan mencatat pendapatan digunakan pendekatan atas dasar kas (cash basis).

3.    Aspek rancang bangun system akuntansi perbankan

Konsep dasar pelaporan yang integrasi dalam mutu laporan keuangan serta adanya perincian aktiva, hutang modal, pendapatan dan biaya serta rekening komitmen dan kontijensi bank.

4.    Perlunya penyusunan rekening stelsel bank

Untuk menyusun rekening hendaknya berpedoman pada :

1.    Rekening aktiva disusun atas dasar tingkat likuiditasnya.

2.    Kelompok rekening hutang disusun berdasarkan urutan pemakaian / jatuh temponya.

3.    Kelompok modal disusun berdasarkan urutan tingkat kekekalannya.

4.    Pendapatan dan biaya disusun berurutan atas dasar rangking paling besar atau dari perioritas utama bank.

5.    Penyaijian komitmen dan kontijensi disusun berdasarkan urutan tingkat kemungkinan pengaruhnya terhadap perubahan posisi keuangan dan hasil usah bank.

Selanjutnya penomoran rekening cabang, general ledger dan sub general ledger pada umumnya telah distandarisasi oleh setiap bank. Penomoran rekening stelsel bank dimulai dari nomor cabang, general ledger dan sub general ledger, sub-sub general ledger dan nomor nasabah.

Persamaan Dasar Akuntansi Perbankan

            Konsep dasar akuntansi merupakan konsep yang paling mendasar dalam memahami akuntansi atau penyusunan laporan keuangan. Persamaan akuntansi dapat dimulai dari yang paling sederhana :

            AKTIVA = PASSIVA

            Akuntansi dituntut adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban. Hak di sini adalah aktiva (asset) sedangkan kewajiban adalah hutang. Kewajiban ini dapat dikelompokkan menjadi kewajiban luar (kreditur) dan kewajiban dalam (pemegang saham / modal). Untuk itu persamaan akuntansi dapat dijabarkan menjadi :

            AKTIVA = HUTANG + MODAL

            Bahwa modal bank dapat bertambah atau berkurang sebagai akibat / hasil aktivitas perusahaan dalam menghasilkan laba atau rugi. Laba merupakan selisih antara pendapatan dengan biaya. Sehingga persamaan akuntansi dijabarkan lagi sebagai berikut :

            AKTIVA = HUTANG + MODAL + (PENDAPATAN-BIAYA)

            Dalam konteks perbankan bahwa yang dimaksud dengan aktiva misalnya kas, giro bank Indonesia, investasi surat berharga, kredit yang diberkan, pernyertaan dan aktiva tetap. Sedangkan yang dimaksud dengan hutang, misalnya giro nasabah, tabungan, deposito dan pijaman yang diterima. Modal dapat berasal dari modal disetor atau pembentukan cadangan dan laba ditahan. Persamaan akuntansi bahwa setiap pertambahan aktiva dan biaya maka akan dicatat pada posisi debet, sebaliknya setiap terjadi penurunan aktiva dan biaya akan dicatat pada posisi kredit. Sementara setiap pertamabahan hutang, modal serta pendapatan akan dicatat pada posisi kredit, sebaliknnya bila terjadi penurunan hutang, modal serta pendapatan akan dicatat  pada posisi debet.

Transaksi dan Dokumen

Transaksi

            Adalah kejadian yang berkaitan dengan financial yang mengakibatkan perubahan nilai aktiva dan passive. Suatu bukti transaksi dikatakan valid apabila bukti yang secara tertulis maupun confirm dapat dipertanggung jawabkan kebenaran dan keasliannya. Transaksi bank dalam teknis pelaksanaannya dapat terjadi berupa :

a.    Intruksi pemindahbukuan

b.    Intruksi penerimaan dana

c.    Intruksi pencairan dana

d.    Pembayaran tagihan

e.    Pentransferan dana

f.     Pelaksanaan inkaso

g.    Pemblokiran dana

h.    Jual beli valuta asing/kurs

i.      Lain-lain

Dokumen

Dokumen dalam transaksi adalah semua bukti pendukung / supporting data sebagai dasar utama pembuatan tiket sebagai media pembukuan bank. Bentuk dokumen bank bias berupa intruksi nasabah, intruksi pemimpin bank yang berhak, surat kuasa, kwitansi, surat perjanjian dan warkat-warkat lain yang disetujui bank penyelenggara. Dokumen ini  merupakan bukti otentik dalam membukukan transaksi bank.

BAB 2

LAPORAN KEUANGAN BANK

            Bentuk informasi yang disajikan oleh bagian akuntansi adalah laporan keuangan. Laporan ini dapat dikatakan sebagai bentuk pertanggung jawaban manajemen terhadap pihak-pihak yang berkepentingan atas aktivitas atau kinerja yang telah dicapai selama periode tertentu.

            Laporan keuangan yang dimaksud adalah neraca, laporan laba rugi. Laporan komitmen dan kontijensi, laporan arus, catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan harus disusun sesuai dengan prinsip-prinsip, metode, kualifikasi serta syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi disamping harus memperhatikan keterkaitan diantara masing-masing laporan keuangan.

Pengukuran Dalam Nilai Uang

            Laporan keuangan bank harus disajikan dalam mata uang rupiah. Kurs tengah yaitu kurs jual mata uang asing tidak tersedia di bank Indonesia, digunakan kurs jual ditambah kurs beli bank yang bersangkutan dibagi dua.

Laporan Kuanagan

            Untuk memenuhi kebutuhan berbagai pihak, laporan keuangan bank harus disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang terdiri atas :

a.    Neraca

Komponen-komponen neraca bank disusun dengan pada SAK untuk pos-pos yang bersifat umum dan mengacu pada standar khusus akuntansi perbankan Indonesia (SKAPI) untuk pos-pos yang bersifat khusus perbankan.

Setiap aktiva produktif disajikan di neraca sebesar jumlah bruto dari tagihan atau penempatan bank dkurangi dengan penyisihan penghapusan yang dibentuk untuk menutup kemungkinan kerugian yang timbul dari masing-masing aktiva produktif. Penyisihan penghapusan yang dibentuk penghapusan yang dibentuk disajikan sebagai pos pengurangan (offsetting accunt) dari masing-masing jenis aktiva produktif yang bersangkutan.

b.    Laporan komitmen dan kontijensi

Laporan komitmen dan kontinjensi wajib disusun sistematis, sehingga dapat memberikan dapat memberikan gambaran mengenai posisi komitmen dan kontijensi, baik yang bersifat tagiahan maupun kewajiban pada utang pelaporan.

Komitmen adalah suatu ikatan atau kontrak berupa janji yang tidak dapat dibatalkan (irrevocable) secara sepihak, dan harus dilaksanakan apabila persyaratan yang disepakati bersama dipenuhi, seperti komitmen kredit, komitmen penjualan atau pembelian aktiva bank dengan syarat “repurchase agreement” repo=perjanjian antara bank dengan pihak lain / bank lain untuk meminta kembali asset yang semula telah dijual), seta komitmen penyediaan fasilitas perbankan lainnya.

Kontijensi adalah tagihan atau kewajiban bank yang kemungkinan timbulnya tergantung pada terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa dimasa yang akan datang.

Sistematika penyajian laporan komitmen dan kontijensi disusun berdasarkan urutan tingkat kemungkinan pengaruhnya terhadap perubahan posisi keuangan dan hasil usaha bank. 

c.    Laporan Laba / Rugi

Laporan laba rugi bank harus dalam bentuk berjenjang (multi step) yang menggambarkan pendapatan atau beban yang berasal dari kegiatan utama bank dan kegiatan lainnya.

d.    Cara Penyajian Laporan Laba Rugi Bank adalah :

1.    Wajiba memuat secara rinci unsure-unsur pendapatan dan beban.

2.    Unsur pendapatan dan beban harus dibedakan antara pendapatan dan beban yang berasal dari kegiatan operasional dan non operasional.

e.    Laporan Arus Kas

Laporan arus kas sesuai dengan PSAK No. 2 tentang laporan arus kas, harus disusun berdasarkan konsep kas (cas concept) selama periode laporan. Laporan ini harus menunjukkan semua aspek penting dari kegiatan bank, tanpa memandang apakah transaksi tersebut berpengaruh langsung pada kas.

f.       Catatan Atas Laporan Kas

Disamping hal-hal yang wajib diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan bank juga wajib mengungkapkan dalam catatan tersendiri mengenal posisi devisa neto menurut jenis mata uang serta aktivitas-aktivitas lain seperti wali amanat, penitipan harta (cotudiansip=kegiatan penyimpanan harta nasabah agar bank memperoleh imbalan / fee), dan penyaluran kredit kelolaan.   

BAB 3

AKUNTANSI GIRO

Menurut Undang-undang Perbankan 10 tahun 1998, yang dimaksud dengan giro adalah “simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan”. Sedangkan pengertian simpanan pokok adalah dana yang dipercaya oleh masyarakat kepada bank dalam bentuk giro, deposito berjangka, sertifikat berjangka, tabungan yang dapat dipersamakan dengan itu.

Giro merupakan simpanan masyarakat pada bank yang penarikannya dapat dilakukan dengan menggunakan cek, surat perintah pembayaran yang lain, bilyet giro, atu surat pemindahbukuan yang lain. Cek adalah surat perintah tanpa pembayaran tanpa syarat, sedang bilyet giro adalah surat pemindahbukuan.

Pemilik rekening giro disebut Girant dan kepada setiap girant akan diberikan imbalan bunga berupa jasa giro yang besarnya tergantung pada bank yang mengeluarkan.

Pengertian Cek (Chenge) 

Pengertian cek adalah surat perintah tanpa syarat dari nasabah kepada bank yang memelihara rekening giro nasabah tersebut, untuk membayara sejumlah uang kepada pihak yang disebutkan didalamnya atau kepada pemegang cek tersebut.

Jenis-jenis cek :

a.    Cek atas nama

b.    Cek atas unjuk

c.    Cek silang

d.    Cek mundur

e.    Cek kosong

Pengertian Bilyet Giro (BG)

            Bilyet giro atau lebih dikenal dengan nama giro merupakan surat perintah dari nasabah kepada bank yang memelihara rekening giro nasabah tersebut, untuk memindahbukukan sejumlah uang dari rekening yang bersangkutan kepada pihak penerima yang disebutkan namanya atau nomor rekening pada bank yang sama atau bank lainnya (jika dipindahbukukan ke rekening bank yang lainnya, maka harus melalui kliring atau inkaso.

Keterangan yang ada dalam suatu bilyet giro :

1.    Tertulis kata-kata bilyet giro

2.    Tertulis nama bank penerbit

3.    Ada nomornya

4.    Ada tanggal penulisan bilyet giro

5.    Ada perintah pemindahbukuan

6.    Disebutkan jumlah uangnya (nominal angka dan huruf)

7.    Ada tanda tangan pemilik bilyet giro

Jenis rekening giro :

            Secara umum dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu :

a.    Rekening giro swasta yaitu rekening giro perorangan, badan hokum, perusahaan, yayasan, badan social dan lain-lain.

b.    Rekening giro pemerintah yaitu rekening giro atas nama kepala kelurahan / desa, rekening giro kantor kas Negara, rekening giro departemen-departemen dan sebagainya yang dimiliki pemerintah.

Pelaksanaan Akuntansi Giro  

Pencatatan akuntansi giro dimulai saat pembukuan giro. Kepada calon giran umumnya diberikan penjelasan mengenai jumlah setoran perdana. Saldo minimal ketentuan-ketentuan penyetoran/ pengambilan, ketentuan jasa giro dan lain-lain. Disamping itu kepada giran akan dibebankan biaya penggantian barang cetakan misalnya buku cek, buku giro dan sebagainya. Sedangkan beban bulanan yang tergantung giran adalah biaya administrasi yang besarnya tergantung dari kebijakan bank yang bersangkutan.

            Adakalanya bahwa giro bersaldo debet (negative). Dan istilah perbankan ini disebut overdraf, yaitu penarikan giro melebihi dana yang ada. Untuk menutup ini biasanya memberikan fasilitas overdraf kepada nasabah-nasabah tertentu yang kreditnya telah dikenal.

Giro pasif dan penarikannya

            Rekening yang diklasifikasikan sebagai giro pasif adalah bila rekening giro tersebut bersaldo kurang dari saldo minimal tertentu yang disyaratkan bank atau selama enam bulan berturut-turut tidak mengalami mutasi. Giro pasif tetap akan dikenakan biaya administrasi bulanan. Apabila giran tersebut tidak menyetorkan dana, lama kelamaan saldonya akan habis dan secara otomatis akan ditutup bank. Disamping itu bahwa rekening giro juga dapat ditutup atas permintaan pribadi giran.

Contoh transaksi giro dan pencatatannya

            Berikut adalah transaksi giro yang dilakukan oleh tuan Susilo sebagai nasabah giro rekening 02.111.111.001 pada bank Bisnis Semarang selama bulan april 2004.

Tanggal

 1/4     Dibuka rekening giro atas nama susilo dengan setoran perdana Rp 1.000.000 secara tunai . untuk ini akan dibebani biaya barang cetakan untuk buku cek dan buku bilyet giro sebesar Rp 50.000 yang dibayar secara tunai oleh giran tersebut.

5/4       Susilo menyetorkan giro Rp 500.000 tunai

10/4    Tuan Susilo kemyetor giro kembali dengan cek bank BNI Semarang 1.500.000 dan kliring dinyatakan berhasil

15/4    Tuan Susilo menarik cek No 1125 sebesar Rp 500.000 untuk membayar hutang kepada Samsudin, nasabah giro bank bisnis Sembarang. Pada hari ini juga Samsudin menyetorkan ke Bank tersebut dan ditambahkan ke  rekening gironya.

17/4    Pada hari ini Tuan Susilo mentransfer dananya ke cabang Surabaya atas beban gironya sebesar Rp 1.000.000

200/4  Tuan Susilo menyetor tunai Rp 750.000

25/4    Bank Bisnis Semarang menerima transfer masuk dari Cirebon sebesar Rp 1.200.000 untuk keuntungan Giro Susilo

27/4    Penarikan giro oleh tuan Susilo untuk ditransfer kecabang Bandung sebesar Rp 2.000.000

            Bank bisnis menentukan bahwa jasa giro akan diberikan dengan saldo minimal Rp 1.000.000 sebesar 12% yang dihitung dari saldo terendah pada setiap bulan yang bersangkutan. Pajak atas giro adalah 15%. Biaya administrasi sebesar Rp 50.000

Berdasarkan informasi diatas, maka pembukuan yang dilakukan bank Nampak sebagai berikut :

Jurnal

1/4           Kas .................................................. Rp 1.050.000,00         -

                        Giro susilo.......................................................... Rp 1.000.000,00

                        Barang cetakan................................................ Rp      50.000,00

5/4           Kas................................................... Rp 500.000,00            -

                        Giro susilo ......................................................... Rp    500.000,00

10/4         Giro BI ............................................. Rp 1.500.000,00         -

                        Giro Susilo ........................................................ Rp 1.500.000,00

15/4         Giro Susilo ..................................... Rp   500.000,00          -

                        Giro Samsudin.................................................. Rp   500.000,00

17/4         Giro Susilo...................................... Rp 1.000.000,00         -

                        RAK. Cab Surabaya........................................ Rp 1.000.000,00

20/4         Kas................................................... Rp    750.000,00         -

                        Giro Susilo......................................................... Rp    750.000,00

25/4         RAK Cab. Cirebon......................... Rp 1.200.000,00         -

                        Giro Susilo......................................................... Rp 1.200.000,00

27/4         Giro  Susilo..................................... Rp 2.000.000,00         -

                        RAK. Cab.Bandung......................................... Rp 2.000.000,00

30/4         Biaya jasa giro................................ Rp      10.000,00         -

                        Giro Susilo......................................................... Rp      10.000,00

30/4         Giro Susilo...................................... Rp        1.500,00         -

                        Hutang PPh...................................................... Rp       1.500,00

30/4         Giro  Susilo..................................... Rp      50.000,00         -

                 Pendapatan operasional lainnya......................... Rp     50.000,00

Perhitungan jasa giro dan pajak :

Jasa giro…………..Rp 1.000.000 x 12% 1/12  = Rp 10.000,00

PPh………………..Rp      10.000 x 15%          = Rp    1.500,00-

                                                                                    Rp   8.500,00

Tangal Tansaksi	No. Ref	Keterangan	Debet (Rp)	Kredit (Rp)	D/K	Saldo
¼ 5/4 10/4 15/4 17/4 20/4 25/4 27/4 30/4 30/4 30/4	02 02 03 04 05 02 06 05 07 08 09 11	Setor Tunai Setor Tunai Kliring Pengambilan Transfer Keluar Setoran Tunai Transfer Masuk Transfer masuk Jasa giro PPh Biaya Administrasi	500.000 1.000.000 2.000.000       1.500     50.000	1.000.000    500.000 1.500.000    750.000 1.200.000     10.000	K K K K K K K K K K K	1.000.000 1.500.000 3.000.000 2.500.000 1.500.000 2.250.000 3.450.000 1.450.000 1.460.000 1.458.500 1.408.500

Saldo merah (overdraf)

Misalnya pada tanggal 3 Mei 2004 melanjutkan soal di atas terjadi penarikan sebesar Rp 3.358.50cfgry0,00. Hal ini terjadi saldo negative sebesar Rp 1.950.000,00. Untuk menutup saldo negative ini bank memberkan overdraf sebesar Rp 1.950.000,00 dengan biaya provisi Rp 60.000,00 dan biaya administrasi Rp 40.000,00

Fasilitas overdraf ini dapat dicatat oleh bank sebagai berikut :

Jurnal :

Giro Susilo……………………………………..Rp3.358.500,00

            Kas ………………………………………………………Rp 3.358.500,00

Kredit yang diberkan (overdraf)……………….Rp 2.050.000,00

            Provisi kredit…………………………………………….Rp     60.000,00

            Pendapatan operasional lainnya……………………  Rp     40.000,00

            Giro Susilo………………………………………………Rp 1.950.000,00

BAB 4

AKUNTANSI TABUNGAN

            Menurut Undang-Undang Perbankan No.10 tahun 1998, tabungan adalah :

“ simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu”.

Setiap nasabah yang membuka simpanan tabungan, akan mendapatkan bunga / jasa simpanan yang besarnya tergantung dari setiap bank dikurangi dengan pajak bunga. Pajak bungan yang berlaku saat ini adalah :

a.    Bunga tabungan dikenakan pajak penghasilan (PPh) sebesar Rp 15% final untuk penduduk.

b.    Bank dan LKKB juga wajib memotong PPh sebesar Rp 20% untuk bukan penduduk , baik rupiah ataupun valas.

Sarana Penarikan

            Untuk manarik dana yang ada di rekening tabungan dapat digunakan berbagai sarana atau alat penarikan diantaranya :

1.    Buku tabungan

2.    Slip penarikan

3.    Kwintansi

4.    Kartu yang terbuat dari plastic / ATM

5.    Kartu kredit

6.    Dan lain-lain

Pelaksanaan Akuntansi Tabungan

            Pelaksanaan tabungan akan dicatat sebesar nilai nominal dan selanjutnya saldo tabungan disajikan sebesar jumlah kewajiban bank kepada pemilik tabungan ditambah bunga yang dibayarkan melalui rekening tabungan yang bersangkutan.

Pembukaan Tabungan

            Pembukaan tabungan sangatlah mudah. Calon nasabah tabungan dapat mengisi formulir yang telah disediakan sesuai dengan KTP dan jika perlu sipenabung dapat membuat surat kuasa penunjukan untuk orang-orang yang berhak menarik uang yang disimpan di bank.

Contoh :

Tanggal 1 maret 2004 Rangga  membuka tabungan Prima pada Bank Duta Palembang dengan setoran berupa tunai Rp 1.000.000,00, wesel yang telah jatuh tempo dan telah diendos oleh bank Maxi Cabang Prabumulih sebesar Rp 5.000.000,00 dan cek BNI Palembang Rp10.000.000,00, inkaso dan kliring terhadap warkat tersebut dinyatakan berhasil pada hari yang sama. Biaya inkaso Rp 50.000,00 bea materai dan surat kuasa Rp 10.000,00.

Jurnal untuk transaksi di atas adalah :

1 Maret 2004

            RAR-Warkat Inkaso diterima……………………….Rp 5.000.000

1 Maret 2004

            RAR-Warkat Inkaso diterima…………………………………….Rp 5.000.000

            RAK cab Prabumulih……………………………...Rp  5.000.000

            Giro BI……………………………………………….Rp10.000.000

            Kas…………………………………………………...Rp  1.000.000

                        Pendapatan Ikaso………………………………………….Rp         50.000

                        Bea Materai………………………………………………….Rp        10.000

                        Tabungan prima Rangga………………………………….Rp 15.940.000

            Pada penyetoran tabungan juga dapat dilakukan melalui cabang lainnya. Dalam hal ini terjadi hubungan hutang piutang anatar kantor cabang yang dicerminkan melalui hubungan antar kantor (RAK). Pada bank yang sudah online maka factor kemudahan dan keamanan tidak menjadi masalah lagi.

Contoh :

Bila Rangga  setor tunai tabungan pada tanggal 1 Mei 2004 sebesar Rp 10.000.000,00 dari cabang Cirebon, maka jurnalnya

Di cabang palembang

RAR-Cabang Cirebon………………………….Rp 10.000.000

                        Tabungan prima-Rangga……………………………….Rp 10.000.000

Di cabang cirebon

Kas……………………………………………Rp 10.000.000

                        RAK cabang Palembang………………………………Rp 10.000.000

Pencairan tabungan

            Tabungan harus dicairkan dalam bentuk tunai. Beberapa bank memberikan fasilitas online antar cabang, sehingga penarikan dapat dilakukan dengan mudah.

Contoh :

Bila tanggal 2 mei 2004 rangga mencairkan tabungan dicabang Palembang sebesar Rp 10.000.000 maka jurnal oleh cabang Palembang sebagai  berikut :

            Tabungan prima rangga……………………Rp 10.000.000

                        Kas………………………………………………….Rp 10.000.000

Bila tanggal 5 mei 2004 rangga mencairkan tabungannya di cabang Surabaya sebesar Rp 10.000.000 maka jurnal di cabang Palembang yaitu :

            Tabungan prima Rangga………………….Rp 10.000.000

                        RAK cabang Surabaya……………………………….Rp 10.000.00

Bunga tabungan dan perhitungannya

            Bunga tabungan dihitung dibelakang dan jumlah bunga yang diperhitungkan langsung dikreditkan pada rekening akan disajikan pada neraca sebesar nilai kewajibannya. Bunga yang diperhitungkan dapat juga dicairkan langsung dikreditkan ke kas.

Contoh :

Missal, diketahui suku bunga tabungan selama bulan Maret 2004 adalah sebagai berikut :

1 maret suku bunga 15,5%

15 maret, suku bunga 14%

20 maret, suku bunga 16%

30 maret, suku bunga 15%

Mutasi dan saldo tabungan Tuan X adalah sebagai berikut :

Tgl	Keterangan	Debet (Rp)	Kredit (Rp)	D/K	Saldo
5/3 15/3 20/3 25/3	Setor tunai Setoran warkat Penambilan Setor tunai	300.000	500.000  1.000.000     400.000	K K K K	500.000 1.500.000 1.200.000 1.600.000

Perhitungan bunga :

Tgl. 5/3 samapai 14/3    10/365 x Rp   500.000,00 x 15,5%                  = Rp 2.123,28

Tgl. 15/3 sampai 19/3     5/365 x Rp 1.500.000,00 x 14%                      = Rp 2.876,71

Tgl. 20/3 sampai 24/3    5/365 x Rp 1.200.000,00 x 16%                       = Rp 2.630,14

Tgl. 25/3 sampai 31/3    6/365 x Rp 1.600.000,00 x 15%                       = Rp 3.945,20+

            Jumlah bunga                                                                                     Rp11.575,32

Jurnalnya adalah

            Biaya bunga tabungan……………………………Rp 11.575,32

                        Tabungan tuan X………………………………………..Rp 11.575,32

 Bila pajak bunganya 15% maka pembebanan PPh nya adalah :

            Tabungan tuan X…………………………………Rp 1.736,30

                        Penampungan/hutang PPh …………………………….Rp 1.736,30

BAB 5

DANA SETORAN NAIK HAJI

            Salah satu dana Bank yang harganya relative murah atau sangat murah adalah dana yang diperoleh dari masyarakat untuk tujuan haji. Keuntungan bagi bank selain mendapatkan sumber dana yang murah juga membuka kesempatan untuk menciptakan keuntungan melalui pendayagunaan dana tersebut, dan segi promosi bank yang bersangkutan.  

            Akuntansi untuk dana setoran naik haji ini terdiri dari penerimaan  setoran dan penerusan dana ke dalam rekening nasabah pengelola naik haji, yang semua merupakan hutang bank.

PENERIMAAN SETORAN DANA NAIK HAJI

            Untuk setiap kali penerimaan dari setoran dana naik haji akan dibukukan sebagai sumber dana bank, atau berada diposisi sebelah kredit. Sebagai contoh, apabila seseorang dating ke bank Omega-cabang Jakarta untuk menyetorkan dana ongkos naik haji sebesar Rp 15.000.000 tunai. Setoran tersebut ditujukan untuk keuntungan rekening giro CV. Arafat sebagai pengelola naik haji. Pada saat penerimaan setoran naik haji, oleh bank Omega-cabang Jakarta dibukukan sebagai berikut :

            Kas………………………………………….Rp 15.000.000,00

                        Dana setoran naik haji……………………………..Rp 15.000.000,00

Secara berkala jumlah setoran ini dipindahbukukan kedalam rekening  CV.Arafat dengan jurnal :

            Dana setoran naik haji……………………Rp 15.000.000,00

                        Giro-cv.arafat……………………………………….Rp 15.000.000,00

TABUNGAN DANA NAIK HAJI

            Tabungan naik haji ini juga merupakan dana yang relative murah bagi bank untuk dikelola. Tabungan naik haji ini merupakan hutang bank kepada masyarakat yang jangka panjang waktunya terbuka, artinya dapat terus dalamm bank hingga jumlahnya mencukupi untuk naik haji.

PENYETORAN NAIK TABUNGAN NAIK HAJI

            Contoh :

Bila tuan Surya datang hendak membuka rekening tabungan naik haji di Bank Omega Jakarta  sebagai Rp 300.000,00 tunai, oleh bank Omega Cabang Jakarta  akan dibuka dengan ayat jurnal sebagai berikut :

            Kas……………………………………Rp 300.000,00

                        Tabungan naik haji Surya………………Rp 300.000,00

PENCAIRAN TABUNGAN NAIK HAJI

Apabila tuan Bambang yang telah memiliki tabungan naik haji sebesar Rp 12.000.000 datang hendak mencairkannya dan menyetor dana tersebut kepada CV. Arafat pengelola naik haji, oleh Bank Omega cabang Jakarta akan dibukukan.

            Kas………………………………….Rp 300.000

                        Tab. Naik haji…………………………..Rp 300.000

BAB 6

DEPOSITO BERJANGKA

Bentuk sumber dana yang menjadi salah satu andalan bagi bank  adalah deposito, walaupun sumber dana cukup mahal dibandingkan tabungan atau giro. Keuntungan bagi bank dengan menghimpun dana lewat deposito adalah uang yang tersimpan relative lama, mengingat  deposito memilki jangka waktu yang relative panjang dan frekuensi penarikan yang juga jarang.

Pengertian deposito UU no. tahun 1998 adalah “simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpanan dengan bank”.

  

Sifat Deposito Berjangka

Jangka waktu deposito berjangka pada umumnya adalah 1 bulan, 3 bulan, 12 bulan, 18 bulan dan 24 bulan.

Contoh :

Deposito dibuka tanggal 1 mei 2004 dan akan jatuh tempo pada tanggal November

2005 atau berjangka 18 bulan. Deposito ini merupakan deposito jangka panjang, akan tetapi pada saat pelaporan 31 Desember 2004 deposito tersebut telah menjadi kewajiban jangka pendek.

Jangka waktu deposito 18 bulan

               

                 1/5-2004                                                                                                                                        1/11-2005      

                                                                                                     

                                                                                                       31/12-2004

                                            8 bulan                                              (pelaporan)                              10 bulan

            Tujuan membedakan sifat deposito berjangka pendek dengan jangka panjang adalah untuk mempermudah menyajikan informasi dalam laporan keuangan secara wajar dan untuk mempermudahkan dalam pengelolaan likuiditas. 

Bunga dan Bagi Hasil Deposito Berjangka

            Bunga diberkan kepada deposan di bank-bank umum, sedangkan bagi hasil diberkan oleh bank-bank berdasarkan syariah islam / atau yang menganut system bagi hasil. Suku bunga deposito sangat bervariasi menurut jangka waktu deposito. Semakin lama jangka waktu deposito maka cenderung semakin tinggi tingkat bunga. Terhadap bunga yang diperhitungkan akan dikenakan pajak 15% untuk penduduk dan 20% untuk bukan penduduk.

Bunga                        Nominal DB x Suku Bunga x Masa Penngendapan    = Rp xxx

PPh                15% x Bunga                                                                        = Rp xxx

                        Bunga setelah pajak                                                           = Rp xxx

Akuntansi Deposito Berjangka

            Penjualan deposito berjangka kepada masyarakat dalam bentuk bilyet deposito, ini merupakan persediaan barang cetakan yang akan diterima dari kantor pusat.

Contoh :

Pada 31 Mei 2004 Reni membuka deposito berjangka di bank Mitra Niaga cabang semarang dengan nominal Rp 50.000.000,00 bunga sebesar 18% p.a dibayar pada saat jatuh tempo, jangka waktu 3 bulan. Beban bilyet deposito Rp 1.000.000,00 pembukaan deposito berjangka tersebut di atas beban giro Reni  Rp 20.000.000,00 giro Sinta nasabah bank Mitra Niaga cabang Semarang Rp 10.000.000,00 dan kekurangannya diterima tunai. Pajak atas bunga 15%.

Jurnal di bank Mitra Niaga Semarang adalah :

Perhitungan da pencatatan bunga

            Bunga deposito berjangka akan diperhitungakan setelah mengendap minimal satu bulan sejak tanggal pembukaan. Untuk deposito yang dibuka tanggal  akhir bulan, maka pengambilan bunga / pencairan nominal deposito dilakukan pada tanggal / hari akhir bulan tanggalnya berbeda. Tetapi jika deposito berjangka dibuka tanggal / hari tidak akhir bulan, maka jatuh tempo bunga pada tanggal yang sama bulan berikutnya. Terhadap bunga yang ditarik tunai pada tanggal tersebut akan dicatat dengan mendebet biaya bunga deposito dan mengkredit rekening kas. Untuk kewajiban bunga yang belum dibayarkan akan dicatat pada rekening bunga yang masih harus dibayar.

            Bila contoh pembukaan deposito di atas  kita perhitungkan bunganya, maka jatuh tempo bunga pertama adalah tanggal 30 Juni 2004. Perhitungan bunga adalah :

            Bunga = Rp 50.000.000 x 18% 1/12

                        = Rp 750.000

Jurnal tanggal 30 Juni adalah

Pada saat pencairan bunga :

PPh    = Rp 750.000 x 15%

            = Rp 112.500

Jurnalnya adalah :

Pencatatan Saat Deposito Berjangka Jatuh Tempo

Bila deposito berjangka jatuh tempo dan belum ada penarikan dari nasabah, sementar tidak ada perjanjian untuk diperpanjang, maka bank akan mendebet deposito berjangka (lama) da mengkredit deposito berjangka yang telah jatuh tempo. Deposito berjangka yang sudah jatuh tempo merupakan sumber dana murah karena tidak ada biaya.

            Jika deposito tersebut diperpanjang, maka dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :

a.    Perpanjangan otomatis ( Automatic Rollover)

Perpanjangan ini dilakukan atas dasar permintaan deposan yang suda dibuat atau diperjanjian pada saat pembukaan rekening deposito. Maka pihak bank tidak perlu lagi menghubungi deposan atau sebaliknya.

b.    Perpanjangan biasa

Perpanjangan ini pada dasarnya menunggu leputusan deposan, artinya untuk memperpanjang deposito berjangka deposan perlu datang ke bank atau pihak bank yang menghubungi deposan.

Penarikan Deposito yang belum jatuh tempo

Jika prinsipnya deposito berjangka hanya boleh dicairkan setelah jatuh tempo. Namun, jika dalam kasus tertentu deposan dapat mencairkan depositonya dengan berbagai alasan. Dan untuk itu bank membebani denda / penalty. Sejumlah tertentu dari bunga yang telah diperhitungkan. Di masa sekarang, ada juga bank yang tidak mengenakan denda / pinalti kepada deposan yang mencairkan dananya sebelum jatuh tempo.

Ada dua cara yang bias digunakan untuk membebani nasabah deposito dalam hal pengenaan pinalti yaitu :

1.    Penalti dihitung dari bunga sebelum pajak

2.    Pinalti dihitunga dari bunga sesudah pajak

BAB 7

SERTIFIKAT DEPOSITO

            Sertifikat deposito dapat diperdagangkan oleh bank atau masyarakat pada umumnya. Akan tetapi penerbit sertifikat harus mendapat ijin terlebih dahulu dari bank Indonesia (sentral) berkaitan dengan sertifikat deposito dimaksud.

AKUNTANSI SERTIFIKAT DEPOSITO

            Sertifikat deposito dicatat sebesar harga nominal. Selisih anatara jumlah tunai yang diterima dengan nilai sertifikat deposito dicatat sebagai bunga dibayar dimuka dan diamortisasi setiap akhir periode. Berdasarkan hal tersebut maka dapat dikatakan bahwa untuk mencatat transaksi sertifikat deposito harus menentukan nilai tunai dari sertifikat deposito terlebih dahulu.

Contoh :

Nilai Nominal Sertifikat Deposito                                      =Rp xxx

                        Nilai Nominal x 360

Nilai tunai      =…………………………………………….=Rp xxx

                                    360 + (I x t)   

                                                                                                =Rp xxx

Diskonto (selisih)                                                                 =Rp xxx

Pajak atas bunga  Pph x diskonto                                                =Rp xxx

Bunga bersih dibayar oleh bank                                      =Rp xxx

Keterangan :

t : jangka waktu (dalam hari)

i : tingkat suku bunga. (dapat berubah-ubah)

contoh :

tanggal 1 mei 2004 Meri membeli sertifikat deposito seri A sebanyak 10 lembar @ Rp 10.000.000 secara tunai pada Bank Mitra Niaga Jakarta. Jangka waktu 3 lembar bulan, suku bunga 20%, PPh 15%.

Perhitungan pada bank Mitra Niaga Jakarta adalah :

Nilai nominal = 10 lembar x Rp 10.000.000,00 =Rp100.000.000,00

 

Diskonto (bunga dibayar dimuka)                                    = Rp    4.761.905,00

Pajak atas bunga  PPh x diskonto                        = Rp       714.286,00

Bunga bersih dibayar oleh bank                          = Rp    4.047.619,00

            Berdasarkan perhitungan tersebut maka dapat diketahui jumlah yang harus dibayarkan oleh deposan pada saat membuka sertifikat deposito, yaitu :

Nilai nominal                                                            Rp 100.000.000,00

Diskonto                                Rp 4.761.905,00

PPh 15%f                              Rp    714.286,00

                                                                                    Rp     4.047.619,00

                                                                                    Rp   95.952.381,00

Jurnal yang diperlukan di bank Mitra Niaga Jakarta adalah :

Tanggal 1 Mei 2004

Kas……………………………………….Rp 95.952.381,00

Biaya bunga CD dibayar dimuka……..Rp   4.761.905,00

            Penampungan / hutang PPh………………………Rp       714.286,00

            Sertifikat deposito Meri……………..……………….Rp 100.000.000,00

Amortisasi bunga pada setiap bulan adalah :

Akhir bulan ke 1 dan ke 2

Biaya bunga CD…………………………….Rp 1.587.302,00

            Biaya bunga CD dibayar dimuka…………………Rp 1.587.302,00

Bulan 3

Biaya bunga CD…………………………..Rp    1.587.302,00

Sertifikat deposito Meri…………………..Rp 100.000.000,00

            Kas / giro / tabugan Meri……………...………Rp  100.000.000,00

            Biaya bunga CD dibayar dimuka……………Rp       1.587.302,00

BAB 8

SURAT BERHARGA YANG DITERBITKAN

Salah satu sumber dana yang dimiliki oleh bank adalah dengan menjualnya surat pengakuan hutang yang telah diterbitkan dan ditanda tangani oleh nasabahnya yang belum mampu melunasi hutangnya. Surat pengakuan hutang dari nasabah ini dianggap seebagai aktiva oleh bank, yang menerimanya dan dengan demikian dapat saja dijual ke bank Indonesia untuk mendapatkan alat likuid yang diperlukan oleh bank yang bersangkutan.

PROSEDUR PENERBITAN SURAT BERHARGA

            Secara sistematis dapat dijabarkan prosedur penerbitan surat berharga sebagai berikut :

            Bank Penerbit                                  Bank Pembeli

            Surat berharga                                 Surat berharga

  

           

            Nasabah Penerbit      

            Surat berharga

            Bank penerbit SPBU harus menjamin penjualan surat berharga ini kepada bank pembeli SPBU. Maksud dari jaminan ini adalah apabila SPBU yang telah dijualnya tidak dapat ditagih, maka bank yang menjualnya berkewajiban mengembalikan pembayarannya. Dengan demikian sifat penjualan surat berharga ini sama halnya dengan wesel tagih, yang dikenal sebagai notes Receivable Discounted. Selama wesel ini outstanding, maka bank penjual SPBU tetap memiliki kewajiban (hutang).

AKUNTANSI UNTUK PENERBITAN SPBU

            Akuntansi untuk penerbitan SPBU dapat dibedakan antara penerbitan, penjualan, dan pelunasan SPBU. Rekening surat berharga yang diterbitkan (SPBU) ini adalah rekening hutang atau dana bank yang selalu akan bersaldo kredit sepanjang surat berharga masih outstanding.

PENERBITAN

            Sebagai contoh apabila seorang nasabah bank Mega Omega membuat surat pengakuan hutang atas pinjaman yang telah diterima sebesar Rp 80.000.000 beserta bunga Rp 20.000.000 atau keseluruhan sebesar Rp 100.000.000 dengan suku bunga 14% setahun jangka waktu 6 bulan, kemudian pada hari yang sama dijual oleh bank Omega kepada bank Indosesia dan dibebankan diskonto 13,5% setahun. Transaksi ini akan dicatat oleh bank Omega sebagai berikut :

            Pada menerima surat berharga pengakuan hutang dari nasabah :

            Surat berharga……………………………..Rp 100.000.000

                        Debitur…………………………………..……….Rp   80.000.000

                        Pendapatan bunga debitur Ditrima DM………….Rp   20.000.000

            Sebagai contoh, apabila surat berharga tersebut akan diterbitkan dan dijual ke bank Indonesia, oleh bank Indonesia akan dikenakan diskonto. Proses ini dibuat dengan rediskonto ke bank Indonesia. Pada waktu rediskonto ke BI akan terjadi hutang atau kewajiban bank Omega kepada BI atas surat berharga yang telah dijual tersebut. Kewajiban ini akan dicatat dalam rekening surat berharga –SPBU. Sifat dari rekening ini adalah sama dengan notes receivable discounted dimana bank Omega tetap berkewajiban melunasi surat berharga  tersebut :

            Diskonto : 13,5% * 6/12 * Rp 100.000.000 = Rp 6.750.000

            BI-Giro…………………………………………..Rp 93.250.000

            Diskonto SPBU yang belum diamortasi………...Rp   6.750.000

                        Surat berharga SPBU……………………………Rp 100.000.000       

Diskonto SPBU tersebut akan dialokasikan setiap bulannya kedalam rekening biaya dengan ayat jurnal sebagai berikut :

            Biaya diskonto SPBU……………………………Rp 1.125.000

                        Diskonto SPBU yang belum diamortisasi………..Rp 1.125.000

Amortisasi diskonto dilakukan setiap periode, lazimnya setiap bulan, agar iktisar laba rugi dapat disajikan dengan gambaran wajar.

JATUH TEMPO

            Pada saat jatuh tempo setelah diamortisasi diskonto bulan terakhir dan SBI tersebut dilunasi oleh bank Omega dan oleh nasabah yang menerbitkan surat pengakuan hutang tersebut, oleh bank Omega dicatat dengan jurnal sebagai berikut :

BAB

PINJAMAN YANG DITERIMA

            Selain dana masyarakat lazimnya diserap oleh bank, seringkali suatu bank menerima pinjaman dari pihak ketiga yang bukan nasabah perorangan seperti lembaga keuangan didalam atau di luar negeri, pemerintah, atau lembaga lainnya.

JENIS PINJAMAN YANG DITERIMA

            Jenis pinjaman yang diterima oleh bank terdiri dari beberapa ragam pinjaman antara lain : pinjaman jangka panjang dari bank lain, pinjaman dari luar negeri yang disalurkan kepada pemerintah untuk kemudian hari diteruskan kepada bank pelaksana, obligasi, maupun pinjaman dalam rangka pembiayaan bersama satu atau beberapa proyek.

            Dana yang diterima berasal dari penerbitan obligasi yang sifatnya jangka panjang akan dicatat dalam hutang jangka panjang dan sebagian dari hutang obligasi ini akan menjadi hutang jangka pendek pada saat akan jatuh tempo dalam setahun.

            Pinjaman yang diterima dalam rangka pembiayaan suatu atau beberapa proyek lazimnya digolongkan sebagai hutang jangka panjang sebelum proyek tersebut ini selesai pembangunanya. Dana yang diterima dari pembiayaan jangka panjang ini dapat diperoleh dari berbagai lembaga, antara lain bank-bank yang bersepakat untuk membiayai  suatu proyek besar.

AKUNTANSI UNTUK PINJAMAN YANG DITERIMA

            Pengadministrsian pinjaman jangka panjang yang diterima oleh suatu bank harus mendapatkan control yang baik dan cermat. Lazimnya, persetujuan untuk mendapatkan pinjaman yang diterima jangka panjang ini harus disetujui dan diadminisatrasikan oleh kantor pusat.pelaksanaannya dapat dilakukan oleh cabang-cabang.

PINJAMAN DARI BANK LAIN

            Contoh :

            Apabila bank Omega kantor pusat memutuskan untuk meminjam dari bank ABC sebesar Rp 30 milyar dabn untuk itu bank Omega menerbitkan sertifikat deposito dengan jangka waktu 3 tahun. Suku bunga sebesar 15% setahun. Dana diterima oleh bank Omega dalam bentuk rekening giro pada bank ABC. Oleh bank Omega kantor pusat akan dibukukan dengan ayat jurnal  sebagai berikut : 

           

            Bank lain-Giro (bank ABC)………………………………Rp 30.000.000.000

                        Pinjaman yang diterima

                        Sertifikat deposito 3 tahun……………………………..Rp 30.000.000.000

           

Setahun kemudian, dimana sertifikat ntersebut belum jatuh tempo, bank Omega kantor pusat harus memperhitungkan bunga selama 12 bulan pertama sebesar Rp 4.500.000 (dari 30 m dikalikan dengan suku bunga setahun 100 persen). Bunga yang harus dibayar ini dapat langsung dibayarkan oleh bank ABC melalui perhubungan giro ayat jurnal yang dicatat oleh bank Omega  kantor pusat sebagai berikut :

            Biaya bunga pinjaman yang diterima –SD……….Rp 4.500.000

                        Bank lain-lain giro (bank ABC)……………………Rp 4.500.000

            Pelaksanaan pemakaian dana pinjaman ini dapat saja dilakukan oleh setiap kantor cabang. Administrasi dapat dilakukan secara intern. Sebagai contoh pelaksanaan ini, apabila  bank Omega kantor cabang Jakarta hendak mempergunakan dana dari pinjaman tersebut sebesar Rp 1.000.000 dan memohon kantor pusat agar dapat memindahkan dana tersebut ke cabang melalui bank Indonesia setempat. Ayat jurnal seperti berikut :

            RAK Cabang Jakarta…………………..Rp 1.000.000.000

                        Bank lain-lain Giro (ABC)………………Rp 1.000.000.000

            Sedangkan oleh kantor cabang Jakarta akan membukukan transaksi ini sebagai berikut :

           

            BI-Giro……………………………Rp 1.000.000.000

                        RAK-Kantor pusat………………………Rp 1.000.000.000

TWO STEP LOAN

            Pinjaman yang diterima dalam two step loan akan diadministrasikan kedalam rekening pinjaman yang diteriama. Proses terjadinya TSL dapat dijabarkan sebagai berikut :

            Bank penerima pinjaman                  pemerintah                         Bank Pemberi

            Dalam negeri                                                RI                                pinjaman di luar

                                                                                                                        Negeri

            Sebagai bank                                   Sebagai pinjaman              Bank LN

            Penerima kredit TSL                        dan Penyalur TSL             Lembaga LN

                                                                                                                        Pemerintah                                                                                                                                                                                                                                                                                                  

            Cabang          Cabang

                                                           

            Sebagai contoh, apabila Bank Omega mendapatkan pinjaman melalui Pemerintah RI dari bank Of Japan Rp 12 m yang disalurkan melalui bank Indonesia. Oleh kantor pusat akan dibukukan dengan ayat jurnal sebagai berikut :

            BI (Giro)………………………………………….Rp 12.000.000.000

                        Pinjaman yang diterima-TSL……….............Rp 12.000.000.000

Obligasi

            Salah satu sumber dana yang sebaiknya dikembangkan oleh bank adalah dari penjulan surat berharga obligasi. Kerena obligasi ini berjatuh waktu panjang akan dilakukan sebagai hutang jangka panjang dan disajikan pada sisi pasiva dalam neraca.

Contoh :

            Apabila kantor pusat bank Omega menerbitkan 100 lembar obligasi @ 1.000.000 dengan suku bunga 12% setahun. Cabang Jakarta berhasil menjual seluruh obligasi tersebut kepada masyarakat. Hasil penjualan yang diterima seluruhnya tunai. Oleh kantor cabang Jakarta transaksi ini akan dibukukan dengan jurnal sebagai berikut :

            Kas………………………………Rp 1.000.000.000

                        Hutang obligasi…………………Rp 1.000.000.000

Setiap tanggal jatuh bunga, bank omega harus membukukan biaya bunga yang akan dibayar. Pada saat sebulan kemudian kantor cabang Jakarta akan menyisihkan obligasi bulan pertama sebesar 1 % dikalikan Rp 1 m atau sebesar Rp 10 Juta.

            Kas………………………………Rp 1.000.000.000

                        Hutang obligasi…………………Rp 1.000.000.000

PIJAMAN UNTUK PEMBIAYAAN BERSAMA

            Kesewenangan pemberian pinjaman untuk tujuan pembiayaan bersama proyek-proyek tertentu berada pada kantor pusat. Untuk setiap kali yang diterima dana pinjaman untuk tujuan pembiayaan bersama akn dibukukan kedalam rekening pinjaman yang diterima bersama.

BAB 10

KEWAJIBAN LAIN-LAIN

            Jenis kewajiban lain-lain antara lain adalah pendapatan yang diterima dimuka, biaya-biaya listrik, telpon dan lain sebagainya yang belum diayar, setoran jaminan L/C atau garansi bank yang jumlahnya relative kecil, hutang pajak penghasilan berdasarkan laba akuntansi yang disebabkan oleh tidak lancarnya (saldo kredit) disajikan dalam kelompok kewajiban lain-lain.

Pedapatan Diterima Dimuka

            Pendapatan diterima dimuka, yang meliputi jumlah uang atau aktiva lain yang diperoleh tapi belum diakui sebagai pendapatan untuk periode yang bersangkutan,seperti pendapatan sewa jangka panjang yang diterima uang muka kontrak pembelian jasa jangka panjang dan lain sebagainya.

Contoh :

            Apabila bank Omega menempatkan dananya pada bank ABC dalam bentuk sertifikat berjangka yang bunganya diterima dimuka sebesar Rp 200 juta suku bunga 14,4% setahun dengan jangka waktu 6 bulan. Pembayaran dilakukan dengan bilyet Giro bank Indonesia. Ayat jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah sebagai berikut :

Bank lain-sertifikat berjangka………………………………….Rp 200.000.000

            Bunga sertifikat berjangka yang diterima dimuka…………Rp   14.400.000

            Bank Indonesia………………………………………………..Rp 185.600.000

 Karena penerimaan bunga dimuka selama 6 bulan mendatang telah diterima sekarang sebesar Rp 14.400.000, maka setiap bulannya harus dialokasikan sebesar Rp 2.400.000 kedalam rekening pendapatan ini sebagai berikut :

    

Bunga sertifikat berjangka yang diterima dimuka………….Rp 2.400.000

            Pendapatan bunga sertifikat berjangka………………………Rp 2.400.000

Selisih Hutang Pajak

            Pajak penghasilan yang telah dihitung berdasarkan laba sebelum koreksi akan menyebabkan perbedaan dengan perhitungan pajak yang dihitung atas dasar laporan laba rugi setelah koreksi. Selisih perhitungan ini akan menyebabkan koreksi terhadap hutang pajak yang telah dihitung semula.

Contoh :

            Apabila perhitungan pajak bdrdasarkan laporan laba-rugi yang belum dikoreksi adalah sebesar Rp 120 m * 35 % atau sebesar Rp 42 m. kemudian setelah adanya koreksi terhadap pos-pos pendapatan dan biaya hutang pajak penghasilan harus dikoreksi sebagai :

Hutang pajak semula……………………………….Rp 42.000.000.000

Perhitungan PPh sebenarnya

            Rp 98.000.000.000 x 35%...............................................Rp 34.300.000.000

            Koreksi kelebihan pajak…………………………………..Rp     7.700.000.000

Ayat jurnal untuk mencatat koreksi pajak ini adalah sebagai berikut :

Hutang pajak penghasilan…………………………Rp 7.700.000.000

            Biaya pajak penghasil………………………………..Rp 7.700.000.000

Biaya Yang Masih Harus Dibayar

            Pos-pos kewajiban lainnya tidak lama dapat dikelompokkan kedalam kelompok sumber dana yang masih harus diayar. Sebagai contoh adalah biaya bank simpanan berjangka yang dihitung setiap tanggal jatuh waktu. Bunga yang belum diambil oleh para pemilik simpanan berjangka ini akan dilakukan debet sebagai biaya bunga dan kredit bunga simpanan berjangka yang masih harus dibayar.

Penyajian Dalam Neraca

            Penyajian kewajiban lain-lain di neraca dikelompokkan kedalam hutang atau kewajiban lancar mengingat  jangka waktu dan sifat dari kewajiban tersebut yaitu relative  akan diselesaikan dalam tempo paling lama kurang setahun.

BAB 11

PINJAMAN SUBORDINASI

            Salah satu sumber dana yang dapat ditemukan dalam bank adalah pinjaman subordinasi. Pinjaman subordinasi adalah pinjaman yang diperoleh berdasarkan suatu pinjaman antara bank dengan pihak lain yang hanya dapat dilunasi apabila bank telah memenuhi persyaratan tertentu.

            Bank yang menerima pinjaman subordinasi berkewajiban untuk memenuhi persyaratan tertentu yang telah disepakati semula agar pinjaman ini dapat dilunasi. Karena pinjaman subordinasi ini juga memiliki beban bunga, maka akan menambah beban dalam menerima pinjaman tersebut.

AKUNTANSI UNTUK PINJAMAN SUBORDINASI

            Akuntansi untuk pinjaman subordinasi dibedakan antara penerima pinjaman, perhitungan bunga bunga dan pinjaman.

Penerimaan Pinjaman Subordinasi

            Sebagai contoh, Bank Omega menerima pinjaman subordinasi sebesar Rp 400 juta. Oleh bank Omega akan dicatat dengan ayat jurnal sebagai berikut :

            Bank Indonesia-giro…………………………….Rp 400.000.000

                        Pinjaman subordinasi……………………………Rp 400.000.000

Rekening ini akan tetap outstanding selama belum ada pelunasan yang dilakukan oleh Bank Omega.

Perhitungan Bunga

            Apabila pinjaman subordinasi sebesar 12% setahun, maka beban selama tahun pertama menjadi sebesar Rp 48 juta dan harus dibukukan sebagai bunga periode berjalan. Ayat jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah sebagai berikut :

Perhitungan Pinjaman Subordinasi

            Dalam hal ini terjadi pelunasan pinjaman subordinasi yang baru atau hanya dapat dilakukan oleh bank Omega setelah memenuhi persyaratan tertentu akan dicatat oleh bank dengan cara mengurangi rekening pinjaman tersebut apabila pelunasan dilakukan secara berkala atau menghapus rekening tersebut dalam hal terjadi pelunasan seluruhnya.

Contoh :

            Apabila pinjaman subordinasi diatas dilunasi sebesar Rp 300 juta atas beban rekening giro bank omega pada bank lain, akan dibukukan dengan ayat jurnal sebagai berikut :

            Pinjaman subordinasi…………………………Rp 300.000.000

                        Bank Lain-giro………………………………………Rp 300.000.000

PENYAJIAN  DALAM NERACA

            Pinjaman subordinasi disajikan dalam neraca sebesar saldo pinjaman subordinasi yang belum dilunasi pada tanggal laporan, yakni pada saat penyusunan neraca. Apabila bank memiliki pijaman subordinasi dalam valuta asing., maka akan dijabarkan kedalam rupiah dengan mempergunakan kurs tengah pada tanggal laporan. Pengungkapan ini wajib dilakukan oleh setiap bank yang memiliki pinjaman subordinasi. Dari contoh diatas sisa pinjaman sebesar Rp 100 juta akan tampak pada neraca bank.   

             

BAB 12

AKUNTANSI KREDIT

Salah satu aktiva produktif yang paling besar menyumbangkan pendapatan bagi bank adalah kredit yang diberikan. Pendapatan dari bunga kredit biasanya masih mendominasi pendapatan bank selain fee based income.

Menurut UU Perbankan nomor tahun 1998, kredit adalah “penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka tertentu dengan pemberian bunga”.

Jenis-Jenis Kredit

            Pada dasarnya kredit yang diberikan oleh bank sangat bervarian seperti kredit investasi, kredit modal kerja, kredit ekspor, kredit perumahan, dan sebagainya. Namun, pada umumnya kredit dikelompokkan sebagai berikut :

1.    Menurut bentuknya kredit dapat dikelompokkan sebagai berikut :

a.    Kredit Rekening Koran

Dalam kredit ini debitur diberi hak menarik dana dalam rekening korannya sampai dengan sebesar plafon yang ditetapakan oleh bank.

b.    Installmen Loan

Dalam kredit ini cicilan pokok kredit beserta bunganya dilakukan secara teratur menurut suatu jadwal yang telah disepakati bersama antara pihak bank dengan pihak debitur, dengan nilai konstan selama berlangsungnya masa kredit tersebut. Dengan demikian pada saat jatuh tempo, berati cicilan pokok meupun bunganya telah diselesaikan oleh debitur.

2.    Jenis kredit menurut jangka waktunya

a.    Kredit jangka pendek

Yaitu kredit yang berjangka waktu maksimum satu tahun, termasuk juga kredit untuk tanaman musiman yang berjangka waktu lebih dari satu tahun.

b.    Kredit jangka menengah

Yaitu kredit yang berjangka waktu antara satu sampai tiga tahun, kecuali untuk kredit tanaman musiman.

c.    Kredit jangka panjang

Yaitu kredit yang berjangka waktu lebih dari tahun.

3.    Kredit menurut tujuan pengggunaannya

a.    Kredit modal kerja

Kredit ini diberikan untuk membiayai modal kerja suatu usaha, misalnya pembelian barang dagangan.

b.    Kredit investasi

Kredit ini diberikan untuk membiayai investasi suatu usaha, misalnya pembangunan pabrik

c.    Kredit konsumsi

Kredit ini diberikan untuk keperluan konsumsi, misalnya adalah untuk kepemilikan kendaraan, perumahan, pendidikan dan lain-lain.

4.    Akuntansi Kredit

Pencatatan kredit akan dimulai pada saat perjanjian ditandatangani. Pencatatan ini sifatnya off balance sheet, artinya belum mempengaruhi neraca, masih sementara belum menjadi rekening efektif atau masih bersifat kewajiban. Dikatakan kewajiban karena ini akan menimbulkan kewajiban bagi bank bila disuatu saat bila nasabah / calon debitur melakasanakan haknya (menarik kredit)

Contoh :

Pada tanggal 25 April Anita firdaus mengajukan permohonan kredit kepada bank Mitra Niaga Palembang sebesar Rp 50.000.000,00,permohonan kredit tersebut disetujui pada tanggal 1 Mei 2004 dan kepada debitur dibebani biaya dan komisi 0,25 %, bea materai Rp 10.000,00,biaya perggantian barang cetakan Rp 5.000,00, biaya notaries Rp 300.000,00 biaya asuransi Rp 100.000,00 . jangka waktu kredit adalah 5 tahun dan suku bunga 20 p.a.

Transaksi di atas pertama-tama akan dicatat dalam rekening administrasi sebagai berikut :

RAR-Fasilitas kredit yang diberikan

 dan belum pernah ditarik………..Rp 50.000.000,00

Rekening ini akan didebet hingga pupus jika komitmen sudah dilakukan penuh.

Transaksi selanjutnya adalah penarikan / realisasi kredit yang dapat dilakukan setelah ada komitmen. Kredit ini akan diberikan dan dicatat sebesar nilai tagihan bank (baki debet) kepada debitur. Penarikan ini dapat dilakukan tunai, langsung, transfer ke rekening giro atau tabungan dan sebagainya.

Missal :

Pada tanggal 2 Mei 2004 Anita mencairkan kreditnya sebesar Rp 40.000.000,00 yang langsung ditransfer ke cabang Cirebon Rp 10.000.000,00 dan rekening gironya Rp 20.000.000,00 serta sisanya kredit.

                                                  

RAR-Fasilitas kredit yang diberikan

Dan belum ditarik nasabah……………………………..Rp 40.000.000,00

Kredit yang diberikan………………………………Rp 40.000.000,00

      RAK. Cabang Cirebon…………………………………Rp 10.000.000,00

      Giro Anita………………………………………………. .Rp 20.000.000,00

      Provisi dan komisi………………………………………Rp      250.000,00

      Persediaan bea materai………………………………..Rp        10.000,00

      Giro Notaris………………………………………………Rp     300.000,00

      Pendatan lain-lain-admn………………………………Rp      100.000,00

      Persediaan barang cetakan…………………………...Rp          5.000,00

      Premi asuransi kredit…… ……………………………..Rp     100.000,00

      Kas……………………………………………………….Rp   9.235.000,00

Perlakuan Bunga Kredit

            Pelunasan kredit dapat dilakukan debitur pada saat jatuh tempo atau yang lazim adalah diangsur  tiap bulan sampai pokok kredit lunas sesuai dengan kesepakatan.

Contoh :

Nominal kredit Rp 50.000.000,00

Jangka waktu 5 tahun, angsuran pokok perbulan

Bunga 20%

Cicilan pokok angsuran adalah Rp 50.000.000 : 60 bulan

                                                         Rp 833.333,00

Cicila bunga ke 1 = Rp 50.000.000 x 20% x  1/12

                                    Rp 833.333,00

Cicilan bunga ke 2 = Rp (50.000.000-833.333) x 20 % x 1/12

                                      Rp 819.445,00

Jurnanya :

(bulan pertama)

Kas/giro/tabungan/RAK-cabang………………………….Rp 1.666.666,00

            Kredit yang diberikan………………………………………..Rp 833.333,00

            Pendapatan bunga………………………………………….Rp 833.333,00

Bulan kedua

Kas/giro/tabungan/RAK-cabang………………………….Rp 1.652.778,00

            Kredit yang diberikan……………………………………….Rp 833.333,00

            Pendapatan bunga………………………………………   .Rp 819.445,00

BAB 13

KARTU KREDIT

Kartu kredit ini memiliki pagu tertentu yang akan didasarkan pada pertimbangan tertentu yang akan dilakukan oleh bank. Kartu kredit ini diterbitkan kebanyakan pada individu-individu selain kepada perusahaan tertentu yang diwakili oleh beberapa karyawan.

Manfaat dari penerbitan kartu kredit ini adalah selain dari segi penciptaan keuntungan juga unsure promosi dan bank yang bersangkutan, sehingga dapat diharapakan meningkatkan pangsa pasar.

AKUNTANSI UNTUK KARTU KREDIT

            Akuntansi kredit dibedakan untuk persetujuan pemberian kredit, penarikan, pelunasan dan pembayaran kepada beneficery,. Pemberian kredit untuk setiap nasabah kartu kredit ini bersifat bersyarat (contingent). Untuk penerbitan kartu kredit diadministrasikan dalam rekening administrative yang berguna untuk tujuan control terhadap penggunaan pagu kredit yang diadministrasikan dengan computer. Rekening administrative harus disesuaikan bila ada penggunaan dan penyetoran kartu kredit.

Penerbitan kartu kredit

Setiap kali bank menerbitkan kartu kredit, kepada nasabah yang bersangkutan dipelihara satu rekening dan ditentukan pagu kredit nasabah tersebut. Pagu ini merupakan kewajiban bank terhadap nasabah bersangkutan untuk diberikan kredit.

Contoh :

 Apabila bank Omega cabang Jakarta telah mengotorisasi untuk menerbitkan kartu kredit “VISA” atas nama tuan Santoso deposito kredit Rp 5.000.000,00. Suku bunga diasumsikan 22% setahun. Pada saat penerbitan kartu kredit akan dibukukan sebagai berikut :

 K : Rekening administrative Rupiah

       Kartu kredit yang diterbitkan………………………………Rp 5.000.000,00

Pembebanan Annual Fee

            Pada saat pembebanan annual fee sebesar Rp 100.000,00 atas rekening tn. Santoso oleh bank Omega akan dibukukan sebagai berikut :

            Debitur kartu kredit-Tn Santoso………………………..Rp  100.000,00

                        Pendapatan annual fee kartu kerdit………………..Rp 100.000,00

Pembebanan biaya annual fee ini aka mengurangi pagu kredit yang diberikan dan akan mengakibatkan tagihan bank Omega kepada nasabah yang bersangkutan.

D : Rekening administrative Rupiah

      Kredit yang diterbitkan……………………………………..Rp 100.000,00

Penggunaan kartu kredit

            Apabila Tn. Santoso mempergunakan kartu kredit yang dimilikinyauntuk membeli barang di toko SJR sebesar Rp 240.000,00, dan kemudian toko SJR menyetor slip pembelian barang dengan bukti lainnya kepada bank Omega untuk Jakarta disetorkan bagi keuntungan rekening gironya dengan dipotong komisi sebesar Rp 5.000,00 oleh bank Omega Jakarta akan membukukan sebagai berikut :

D : Rekening administrative Rupiah

Kartu kredit yang diterbitkan…………………………………Rp 240.000,00

 

Debitur kredit-Tn. Santoso………………………………….Rp 240.000,00

            Giro-rekening Toko SJR…………………………………………Rp 235.000,00

            Pendapatan komisi kartu kredit…………………………………Rp      5.000,00

Informasi Nasabah

            Karena dengan media bantu computer saldo atau pagu setiap nasabah kredit card dapat diketahui dengan cepat dan pasti setiap saat diperlukan.

Pembayaran Tagihan

Apabila sebulan kemudian, Tn. Santoso hendak melunasi hutangnya sebesar Rp 340.000,00 ditambah dengan bunga terhutang secara tunai, maka bank omega Jakarta akan membukukan sebagai berikut :

Pokok debitur………………………………….…..Rp 340.000,00

Bunga : 30 : 360*22% * Rp 340.000,00………...Rp     6.233,00

Total pagu kredit…………………………………..Rp 346.233,00

 

Jurnal :

            Kas……………………………………………….Rp 346.000,00

                        Debitur kartu kredit……………………………..Rp  235.000,00

                        Pendapatan bunga kartu kredit………………Rp       5.000,00

Bila Pembayaran Nasabah kredit Tidak Penuh

            Dalam hal tagihan bank kepada nasabah kartu kredit tidak dibayar penuh maka terhadap saldo yang outstanding akan diperhitungkan bunga dengan perhitungan bunga majemuk. Cara perhitungan bunga majemuk (bunga-berbunga), dilakukan dengan cara sebagai berikut :

(1+i) * sisa debitur

Saldo rekening nasabah akan bertambah terus dengan sejumlah bunga yang diperhitungkan atas dasar saldo terakhir dari rekening nasabah yang bersangkutan.

Penambahan Pagu Kredit

Kepada nasabah dapat juga diberikan tambahan pagu kredit card yang telah didasarkan pada pertimbangan tertentu. Bila terjadi penambahan pagu kredit, yang harus dilakukan adalah menambahkan besarnya rekening administrative dan langsung diadministratifkan ke dalam computer.

Jenis-jenis Kredit

            Pada dasarnya kredit yang diberikan oleh bank sangat bervarisi seperti kredit investasi modal kerja, kredit ekspor, kredit perubahan dan sebagainya.

BAB 14

PENYERTAAN

            Salah satu kegiatan penanaman dana yang dilakukan oleh bank adalah menanamnya dalam bentuk penyertaan pada perusahaan lain, khusunya pada lembaga keuangan. Penyertaan bank pada perusahaan-perusahaan sudah tidak boleh dilakukan kecuali pada lembaga keuangan dan penyertaan yang berasal dari penyelamatan kredit.

Perbedaan Equity dan Cost Method

Equity method

            Apabila suatu perusahaan mempunyai investasi dalam saham dengan hak suara pada perusahaan lain dalam jumlah yang memungkinkan perusahaan permodal menguasai atau mempengaruhi perusahaan lain tersebut, maka Equity Method akan lebih mencerminkan hubungan ekonomis antara kedua perusahaan tersebut dibandingkan dengan cost method. Dengan Equity Method,  investasi dicatat sebesar harga perolehannya untuk kemudian didebet atau dikredit dengan bagian laba rugi perusahaan anak proporsional.

Cost method

            Dengan Cost Method, investasi dicatat sebesar harga perolehan sedangkan deviden yang diperoleh dicatat sebagai pendapatan lain-lain. Perkiraan investasi jangka panjang aka dikredit dalam hal terdapat penerimaan deviden yang merupakan pembagian keuntungan yang berasal dari laba yang ditahan dari periode sebelum penyetoran tersebut dilakukan atau jika perusahaan anak menderita kerugian yang sangat material yang menyebabkan penuurunan aktiva dan rentabilitas investee.

Penyertaan Dalam Saham

Contoh cost method

            Apabila bank Omega membeli 100 lembar saham PT. Bank ABC @ Rp 15.000 yang dibayarkan dengan cek giro bank lain, dan penyertaan tersebut mencerminkan penyertaan bank Omega dengan pangsa 16%. Biaya-biaya untuk pembelian saham tersebut dikeluarkan sebesar Rp 200.000 yang dibayar tunai. Transaksi ini akan dicatat dengan menerapakamn cost method sebagai berikut :

            Penyertaan-PT.BANK ABC………………………Rp 15.200.000

                        Bank-bank lain………………………………………..Rp 15.000.000

                        Kas……………………………………………………..Rp      200.000

Berikut ini diberikan contoh aplikasi penyertaan bank dalam bentuk saham pada lembaga keuangan lain. Apabila bank Omega membeli 1000 lembar saham PT.BANK ABC @Rp 15.000 yang dibayarkan dengan cek giro bank lain dan penyertaan tersebut mencerminkan penyertaan bank Omega dengan pangsa 16%. Biaya-biaya untuk pembelian saham tersebut dikeluarkan sebesar Rp 200.000 yang dibayar tunai. Transaksi ini akan dicatat dengan menerapakan Cost Method sebagai berikut :

Penyertaan-PT.Bank ABC……………………………….Rp 15.200.000

            Bank lain-lain-Giro………………………………………….Rp 15.000.000

            Kas……………………………………………………………Rp      200.000

Besarnya penerimaan deviden = 1.000 * 1.500 = Rp 1.500.000

            Kas………………………………………………….Rp 1.500.000

                        Pendapatan lainnya………………………………Rp 1.500.000

Contoh Equity Method

            Apabila bank Omega membeli saham PT.Bank XYZ sebanyak 2.000 lembar yang mencerminkan pangsa pasar sebesar 35% yang dibayar sebesar @Rp 18.000 tunai ditambah dengan biaya perantara Rp 350.000

Jurnalnya

 Penyertaan-bank XYZ……………………………….Rp 36.350.000

            Kas…………………………………………………………..Rp 36.350.000

Apabila pada akhir tahun PT.XYZ mengumumkan laba sebesar Rp 210.000.000 maka oleh bank Omega dicatat sebagai berikut :

Bagian laba =35%*210.000.000 = Rp 73.500.000

            Kas………………………………………………Rp  73.500.000

                        Penyetoran lainnya……………………………….Rp 73.500.000

Apabila sebulan PT.XYZ membagi deviden tunai sebesar Rp 3.000 untuk setiap lembar saham. Maka oleh bank Omega akan dicatat sebagai berikut :

Kas…………………………………………………….Rp 12.000.000

            Penyetoran bank XYZ …………………………………Rp 12.000.000

Apabila pada tahun selanjutnya bank XYZ menderita kerugian sebesar Rp 120.000.000, maka oleh bank Omega akan dicatat sebagai berkut ;

Pangsa kerugian =35% * 120.000.000 = Rp 42.000.000

            Beban kerugian lainnya……………………………….Rp 42.000.000

                        Penyetoran-PT.XYZ……………………………………Rp 42.000.000      

Penyertaan Dari Pengalihan Kredit

            Dalam operasional suatu bank, merupakan hal yang lazim apabila pengalihan kredit dalam bentuk saham karena debitur tidak sanggup lagi melunasi kewajibannya. Pencatatan penyertaan dari pengalihan kredit ini tetap dapat mempergunakan cost atau equity method yang akan dipengaruhi oleh pangsa saham yang diterima dari pengalihan.

Sebagai contoh, apabila PT.BUANA, nasabah Bank Omega, tidak dapat mengembalikan kredit investasi sebesar Rp 120 juta datang hendak  memberikan 12.000 saham biasa yang mencerminkan pangsa pasar 45% dengan nilai wajar yang disetujui sebesar Rp 2.500 / lembar, akan dicatat oleh bank Omega sebagai berikut :

Penyetoran-PT.BUANA…………………………..Rp 30.000.000

Kerugian pengalihan kredit…………………...…Rp 90.000.000

            Debitur……………………………………………..Rp 120.000.000

Apabila pada periode selanjutnya PT.BUANA menderita kerugian akan memperkecil nilai penyertaan Bank Omega dan sebaliknya. Apabila PT.BUANA mendapatkan keuntungan akan memperbesar nilai penyertaan tersebut dengan pangsa masing-masing sebesar 45 %.

Bab 15

Akuntansi kliring

            Kliring merupakan sarana atau suatu cara perhitungan hutang piutang dalam bentuk surat-surat berharga atau surat dagang dari suatu bank peserta lainnya yang diselenggarakan oleh BI, bank pemerintah yang ditunjuk BI atau oleh bank itu sendiri (kliring antar kantor yang dilakukan di wilayah masing-masing dengan cepat, aman efektif dan efisien. Dengan kata lain, kliring merupakan transaksi lalul lintas pembayaran giral.

Perta kliring

            Dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :

a.    Peserta langsung, yaitu bank-bank yang sudah tercatat sebagai peserta kliring dan dapat memperhitungkan warkatnya secara langsung dengan BI atau melalui PT Warkat sebagai perantara dengan bank Indonesia.

b.    Peserta tidak langsung, yaitu bank-bank yang belum tercatat sebagai peserta kliring akan tetapi mengikuti kegiatan kliring melalui bank yang telah terdaftar sebagai peserta kliring.

Warkat kliring 

            Adalah alat atau sarana yang digunakan dalam lalu lintas pembayaran giral, yaitu surat berharga atau surat dagang seperti cek, bilyet giro, wesel giro, wesel bank untuk transfer/wesel unjuk, bukti-bukti penerimaan transfer dari bank-bank,nota kredit dan surat-surat lainnya yang disetujui oleh penyelenggara.

Warkat debit yaitu surat pengakuan bahwa bank mempunyai tagihan kepada bank lain.

Warkat kredit yaitu surat pengakuan bahwa bank mempunyai utang kepada bank lain

.

Jenis kliring

·         Kliring keluar

Merupakan kegiatan penerimaan warkat-warkat kliring dari nasabah untuk ditagihkan / diserahkan ke bank lain melalui lembaga kliring.

·         Kliring masuk

Merupakan kegiatan penerimaan warkat-warkat kliring yang diterima dari bank lain atas beban rekening nasabah yang ditatausahakan di bank yang bersangkutan.

Mekanisme kliring

·         Klliring keluar

a.    Teller klliring bank

Teller kliring bank setiap hari menerima setoran dari nasabah dalam bentuk warkat / tagihan ke bank lain (setoran non tunai)

b.    Petugas kliring bank

Petugas kliring bank mencatat warkat-warkat kliring pada daftar kliring menurut bank. Masing-masing bank peserta kliring dibuatkan satu dafar kliring.

Daftar kliring terdiri dari tiga lembar, lembar pertama diserahkan ke bank lawan, lembar kedua untuk bank Indonesia dan lembar ketiga untuk arsip bank yang bersangkutan.

c.    Pejabat bank

Sebelum petugas kliring berangkat ke lembaga kliring, semua hasil kerjanya diperiksa dahulu oleh pejabat bank.

d.    Lembaga kliring

Petugas kliring masing-masing bank membagikan daftar kliring beserta warkat-warkat kliringnya ke masing-masing bank peserta kliring. Oleh bank Indonesia maka daftar kliring dan rekapitulasi daftar kliring yang diterima dari masing-masing bank peserta kliring dilakukan perhitungan.

·         Kliring masuk

Kliring masuk merupakan kelanjutan dari mekanisme kerja kliring keluar.

a.    Petugas kliring bank

Petugas kliring bank membawa pulang daftar kliring yang diterimanya dari bank-bank lawan beserta warkat-warkat yang akan ditagihakan atau dikreditkan kemasing-masing rekening nasabahnya yang ditatausahakan di bank yang bersangkutan.

b.    Teller Kliring Bank

-       Memeriksa keaslian dan kebenaran penulisan dan tanda tangan

-       Pengecekan kebenaran pangisian warkat dan tanda tangan

-       Apabila saldonya cukup maka membukukan warkat ke rekening nasabah

-       Membuat surat penolakan bila tidak cukup

Jurnal apabila saldo mencukupi

            Rekening giro/pinjaman nasabah………………Rp xxx

                        Kas kliring…………………………………………..Rp xxx

Jurnal apabila terjadi penolakan 

            Pengembalian kliring…………………………….Rp xxx

                        Rekening giro/pinjaman nasabah……………….Rp xxx

Contoh :

            Bank ARA Kantor Cabang Muara Enim melakukan tambahan kas fisik dari BI Palembangan sebesar Rp 10 milyar

Jurnal bank ARA Kantor cabang Muara Enim

            Kas………………………………………………..Rp 10.000.000.000

                        Titipan lainnya dengan-KP……………………..Rp 10.000.000.000

Jurnal bank ARA Kantor Pusat (KP) Palembang

            Titipan lain dengan KP…………………………Rp 10.000.000.000

                        Giro BI……………………………………………..Rp 10.000.000.000

Jurnal bank Indonesia

            Giro bank ARA………………………………….Rp 10.000.000.000

                        Kas………………………………………………..Rp 10.000.000.000

 TRANSFER

Pengertian transfer

            Yaitu (jasa pengiriman uang) kegiatan yang dilakukan penyelenggaraan pengiriman untuk melaksanakan perintah tidak bersyarat dari pengirim kepada penyelenggara pengiriman uang untuk mengirim uang kepada penerima uang.

Jenis-jenis transfer

1.    Transfer keluar (outgoing transfer) : pengiriman uang atas perintah nasabah/bagian bank tertentu untuk keuntungan pihak lain pada bank lain atau cabang bank sendiri.

2.    Transfer masuk (incoming transfer) : pengiriman uang yang diterima dari cabang lain bank sendiri atau dari bank lain untuk keuntungan nasbah sendiri atau penerima dana pada bank sendiri.

Pihak-pihak yang terlibat

ü  Nasabah : sebagai pihak pemilik dana (pengirim) atau penerima dana yang akan memindahkan dananya / menerima sejumlah dana dari pihak pengirim melalui jasa pengiriman uang.

ü  Bank penarik (drower bank) : bank pelaku transfer atau bank  yang menerima dana dan amanat dari nasabah untuk ditransfer drowee atau bank tertarik yang kemudian diserahkan kepada penerima dana (beneficiary)

ü  Bank tertarik (drawee bank) : bank yang menerima transfer masuk dari drawer bank untuk diteruskan / dibayarkan kepada penerima (beneficiary)

ü  Beneficiary : pihak akhir yang berhak menerima dana transfer dari drawee bank 

BAB 16

PENGERTIAN DAN PROSES

KELUAR MASUK INKASO

PENGERTIAN INKASO

            Inkaso ialah jasa bank yang melibatkan pihak ketiga dalam rangka penyelesaian tagihan berupa warkat / surat berharga yang tidak dapat diambil alih atau dibayarkan segera kepada pemberi amanat untuk keuntungan.

            Inkaso ialah kegiatan jasa Bank untuk melakukan amanat dari pihak ke tiga berupa tagihan sejumlah uang kepada seseorang atau badan tertentu di kota lain yang telah ditunjuk oleh si pemberi amanat.

BANK YANG TERLIBAT INKASO

1.    Bank Pemrakarsa yaitu bank penerima warkat dari pihak ketiga untuk ditagihkan dan hasilnya untuk kepentingan pihak ketiga tersebut.

2.    Bank Pelaksana yaitu bank yang melakukan penagihan kepada pihak ketiga (nasabah di bank pelaksana)  atas amanah dari bank Pemrakarsa dan hasilnya untuk kepentingan pihak ketiga (nasabah bank Pemrakarsa).

WARKAT INKASO

            Jenis warkat inkaso

a.    Warkat inkaso tanpa lampiran yaitu warkat inkaso yang tidak dilampiri dengan dokumen apapun seperti cek, bilyet giro atau surat berharga lainnya.

b.    Warkat inkaso dengan lampiran yaitu warkat inkaso yang harus dilampiri dokumen-dokumen seperti kuitansi, faktur, atau surat lain yang disetujui bank.

JENIS-JENIS INKASO

            Dilihat dari lalu lintas dananya

1.    Inkaso keluar yaitu kegiatan untuk menagih suatu wrkat yang telah diterbitkan oleh nasabah lain. Di sini bank menerima amanat dari nasabahnya sendiri untuk menagih warkat tersebut kepada seseorang nasabah bank lain di kota lain.

2.    Inkaso Masuk yaitu kegiatan yang masuk atas warkat yang telah diterbitkan oleh nasabah sendiri. Dalam kegiatan inkaso masuk, bank hanya memeriksa kecukupan dari nasabahnya yang telah menerbitkan warkat kepada pihak ketiga.

Dilihat dari Mekanisme Pelaksanaanya

1.    Inkaso melalui bank lain yaitu inkaso yang dilaksanakan terhadap pihak ketiga yang merupakan nasabah dari bank lain.

2.    Inkaso melalui cabang sendiri yaitu inkaso yang dilakukan melalui cabang bank sendiri untuk pihak ketiga diluar kota pada kantor cabang bank sendiri.

MEKANISME INKASO ANTAR CABANG BANK SENDIRI

                                                            4.Penagihan

              Bank Pemrakarsa                                         Bank Pelaksana

            (Bank “X” kota “AD”)                                    (Bank “X” kota “BG”)

                                                            7.Konfirmasi

                                    8.Keuntungan                                                    5.Pembebanan

           

3.Amanat                                                          6.Bayar

                                                            1.Jual

             Pemberi Amanat                                             Tertagih/Tertarik

                                                            2.Beli

Proses Inkaso Sesama Bank

                                                            2

                                                               

            (Bank “X” kota “AD”)                                    (Bank “X” kota “BG”)

                                                            4

                                    5                                                                      3

           

1                                                                     

                                                           

               Rekening                                                       Rekening

             Nasabah “R”                                                              Nasabah “R”

                                                           

Transaksi Inkaso Keluar

            Tanggal 11 April 2011 bank ARA Palembang menerima amanat warkat inkaso (setoran bank ARA Jakarta) dari Sdr. Norman untuk diinkaso ke bank ARA Jakarta beban Sdr. Udin senilai Rp 500.000.000,00

Jurnal Bank   ARA Palembang (bank pemrakarsa) di rekening administrative :

11042011      K : Warkat inkaso……………………………...Rp 500.000.000,00

                              disetor dan ditagihkan

Transaksi Inkaso Antar Cabang

            Pada hari yang sama bank ARA Palembang menerima bahwa inkaso untuk beban Sdr. Udin nasabah bank ARA Jakarta dinyatakan efektif (ada dananya). Komisi inkaso ditentukan 0.05% ke rekening Giro.

Jurnal bank ARA (bank Pemrakarsa) di rekening administrative :

11042011      D : Warkat inkaso disetor……………………Rp 500.000.000,00

                              Dan ditagihkan   

Jurnal bank ARA Palembang (bank pemrakarsa) direkening riil :

11042011      RAK.Cabang Jakarta………………………Rp 500.000.000,00

                                    Giro Norman………………………………Rp 499.725.000,00

                                    Pendapatan komisi inkaso………………Rp         250.000,00

Jurnal Bank ARA Palembang (bank pemrakarsa) di rekening :

11042011      RAK.Cabang Jakarta……………………Rp 500.000.000,00

                              Warkat inkaso telah …………………………Rp 500.000.000,00

                              Ditagih dan akan dibayar

Jurnal bank ARA Palembang (bank Pemrakarsa) di rekening riil, jika pemberi amanat datang ke bank untuk mengambil secara tunai :

11042011      Warkat inkaso telah ditagih……………Rp 500.000.000,00                                          dan akan dibayar

                                    kas………………………………………..Rp 499.750.000,00

                                    pendapatan komisi inkaso…………….Rp         250.000,00

Transaksi Inkaso Masuk dari Cabang Bank Sendiri

Tanggal 11 April 2011 bank ARA Palembang menerima amanat warkat inkaso (setoran cek/BG bank ARA Jakarta) dari Sdr. Norman untuk diinkasokan ke bank ARA Jakarta beban Sdr. Udin senilai Rp 500.000.000,00. Dinyatakan efektif (ada dananya). Udin sepakat untuk membayar dengan beban giro Udin Rp 250.000.000, beban tabungan Udin Rp 100.000.000,00 dan cek bank ARA Jakarta yang tertarik oleh Rp 150.000.000.

Jurnal bank ARA Jakarta

11042011      Giro Udin………………………………...Rp 250.000.000

                        Tabungan Udin…………………............Rp 100.000.000

                        Giro Jojo………………………………….Rp 150.000.000

                                    RAK.Cabang Palembang………………Rp 500.000.000

Transaksi Inkaso Antar Bank Via Kantor Cabang Bank Sendiri

            Tanggal 17 Mei 2011 Mang Juhai nasabah bank ARA Palembang telah menjual barang-barang kosmetik kepada Bik Juhai nasabah bank KOG Surabaya. Total transaksi senilai Rp 500.000.000. Pada hari itu baik Juhai menarik cek mundur untuk membayar kepada Mang Juhai yang bisa dicairkan tanggal 22 Mei 2011. Tanggal 23 Mei 2011 Mang Juhai setor ke Bank ARA untuk keuntungan gironya berupa cek Bank KOG Surabaya yang ditarik oleh Bik Juhai Rp 500.000.000.

Jurnal bank ARA Palembang ketika menerima setoran warkat inkaso :

22052011      D : RAR Warkat Inkaso disetor………………Rp 500.000.000

                             dan ditagihkan

Atas dasar setoran cek tersebut, kemudian bank ARA Palembang selanjutnya mengirimkan cek/BG tersebut via ekspedisi ke kantor cabang di Surabaya untuk dikliringkan. Jika bank ARA cabang Surabaya dan dinyatakan efektif/rill bahwa cek telah validasi oleh bank ARA Palembang segera membukukan hasilnya ke rekening Mang Juhai setelah dipotong komisi inkaso. Komisi Inkaso Rp 1.000.000. misalnya tanggal 23 Mei 2011 dana dinyatakan efektif oleh bank ARA Surabaya.

Jurnal bank ARA Palembang ketika dana dinyatakan efektif/riil :

23052011      K : RAR Warkat Inkaso disetor……………….Rp 500.000.000

                              ditagihkan    

23052011      RAK.cab. Surabaya……………………….Rp 500.000.000

                                    Giro mang Juhai…………………………..Rp 499.725.000

                                    Pendapatan komisi……………………….Rp        250.000

Jurnal bank ARA Surabaya ketika menagih melalui kliring dengan bank KOG 

23052011      D : RAR Warkat kliring ……………………Rp 500.000.000

Jurnal bank ARA Surabaya ketika kliring berhasil atau dananya efektif :

23052011      D : RAR Warkat kliring…………………….Rp 500.000.000

23052011      Giro  BI………………………………………Rp 500.000.000

                                    RAK.Cab Palembang………….…..…….Rp 500.000.000

BAB 17

PENGERTIAN DAN PROSES SAVE DEPOSIT BOX

PENGERTIAN SAVE DEPOSIT BOX

Save doposit box  yaitu jasa yang diberikan bank untuk menyimpan barang-barang berharga atau benda-benda berharga. Atau dalam pengertian lain yaitu jasa penyewaan kotak penyimpanan harta atau surat-surat berharga yang dirancang secara khusus dari bahan baja dan ditempatkan dalam ruang khasanah yang kokoh, tahan bongkar dan tahan api untuk memberikan rasa aman bagi penggunananya.

KEGUNAAN SAVE DEPOSIT BOX

1.    Untuk menyimpan surat-surat berharga dan surat-surat penting seperti sertifikat, saham, surat perjanjian, surat tanah/rumah, surat warisan, akta kelahiran ijazah dan lain-lain.

2.    Uang menyimpan benda-benda berharga seperti emas, berlian, mutiara, intan, dan lain-lain.

Keamanan barang-barang berharga tersebut akan terjamin oleh perbankan karena untuk membuka setiap kotak penyimpanan diperlukan kunci.

Kunci 1 : dipegang oleh bank

Kunci 2 : dipegang oleh penitip barang atau pihak penyewa.

Untuk membuka kotak penyimpana tersebut, tidak semua karyawan bank bisa melakukannya akan tetapi hanya orang-orang tertentu saja yang telah ditunjuk oleh pihak bank. SDB merupakan transaksi jasa perbankan yang memberikan pendapatan bagi bank dimana besar kecilnya pendapatan tergantung pada lamanya sewa.

BIAYA DAN KEUNTUNGAN

            Biaya penyimpanan SDB atas :

a.    Biaya sewa

b.    Biaya jaminan kunci SDB, ini diperlukan karena untuk mengganti apabila kunci kotak penyimpanan tersebut hilang namun bila sampai selesai penyimpanan barang ternyata kunci tidak hilang maka setoran jaminan kunci akan dikembalikan kepada yang berhak (penitip barang/nasabah).

c.     

Keuntungan Save Deposit Box

BANK	NASABAH
v  Biaya sewa v  Uang jaminan yang mengendap v  Pelayanan nasabah	v  Menjamin kerahasiaan barang-barang yang tersimpan v  Keamanan barang terjamin

Transaksi Save Deposit Box

            Tanggal 2 Mei 2010 bank CIP Bandung menerima permohonan seorang nasabah bernama Shanty untuk menyimpan barang berharga dan surat berharga miliknya. Untuk itu Shanty menyerahkan setoran jaminan sebesar Rp 1.250.000 secara tunai dan membayar sewa dibayar dimuka sebesar Rp 3.000.000 untuk menyewa 6 bulan ke depan atas beban giro Shanty. Masa sewa akan jatuh tempo pada 31 Oktober 2010.

Jurnal bank CIP Bandung (6 bulan)

02052010      kas………………………………………....Rp 1.250.000

                        Giro Shanty……………………………….Rp 3.000.000

                                    Setoran jaminan kunci SDB……………………Rp 1.250.000

                                    Pendapatan sewa SDB ditrima dimuka……....Rp 3.000.000

Jurnal bank CIP Bandung (6 bulan)

31052011      pendapatan sewa SDB diterima dimuka……..Rp 500.000

                                    Pendapatan sewa SDB………………………………Rp 500.000

31062011      pendapatan sewa SDB diterima dimuka……..Rp 500.000

                                    Pendapatan sewa SDB………………………………Rp 500.000

31072011      pendapatan sewa SDB diterima dimuka……..Rp 500.000

                                    Pendapatan sewa SDB………………………………Rp 500.000

31082011      pendapatan sewa SDB diterima dimuka……..Rp 500.000

                                    Pendapatan sewa SDB………………………………Rp 500.000

31092011      pendapatan sewa SDB diterima dimuka……..Rp 500.000

                                    Pendapatan sewa SDB………………………………Rp 500.000

31102011      pendapatan sewa SDB diterima dimuka……..Rp 500.000

                                    Pendapatan sewa SDB………………………………Rp 500.000

                        Setoran jaminan SDB………………………….Rp 1.250.000

                                    Giro Shanty……………………………………………Rp 1.250.000

Transaksi SDB Jika Kunci Hilang

Contoh :

Tanggal 31 Oktober 2010 pada saat jatuh tempo penimpanan SDB ternyata kunci yang dipegang Shanty hilang.

Jurna bank CIP Bandung (6 bulan) sama seperti jurnal sebelumnya yang membedakan hana pada jurnal bulan Oktober ketika jatuh tempo terakhir :

31102011      pendapatan sewa SDB diterima dimuka……..Rp 500.000

                                    Pendapatan sewa SDB………………………………Rp 500.000

                        Setoran jaminan SDB………………………….Rp 1.250.000

                                    Giro Shanty……………………………………………Rp 1.250.000

Transaksi SDB Lainnya

Contoh :

Tanggal 1 Mei 201 Pera nasabah bank AND Palembang telah menyimpan barang berharga dan surat berharga miliknya dengan setoran jaminan sebesar Rp 800.000 masa sewa selama 1 tahun, setelah menggunakan jasa penyimpanan selama 6 bulan kunci yang dipegang Pera hilang dan Pera melaporkan kepada pihak bank, dan ingin menambah volume jasa penyimpanan dengan beban sewa Rp 1.000.000 pertahun dan jaminan kunci SDB sebesar Rp 1.200.000. Pihak bank meminta untuk penyetoran kembali uang jaminan SDB  dengan jumlah sama yang dilakukan secara tunai.

Maka pembukuan ayat jurnal bank ADN Palembang

            Sisa sewa (Rp 800.000 : 2)                        = (Rp 400.000)

            Sewa baru, setahun yang akan datang    = Rp 1.000.000

            Kekurangan sewa yang akan datang       = Rp    600.000

            Setoran jaminan SDB yang baru              = Rp 1.200.000 ₊

            Diterima tunai                                              = Rp 1.800.000

Jurnal bank ADN Palembang :

01052011      kas…………………………………………....Rp 1.800.000

                        Setoran jaminan SDB yang lama………...Rp    800.000

                                    Setoran jaminan SDB yang baru……………Rp 1.200.000

                                    Inventaris kantor SDB………………………..Rp    800.000

                                    Sewa SDB yang diterima dimuka…………..Rp    600.000

BAB 19

SURAT KREDIT

BERDOKUMENTER

DALAM NEGERI (SKBDN)

Pengertian dan Kegunaan

            Letter of credit adalah jasa bank yang diberikan kepada masyarakat untuk memperlancar pelayanan arus barang, baik barang dalam negeri atau arus barang keluar negeri.

            Kegunaan L/C adalah untuk menampung dan menyelesaikan kesulitan-kesulitan dari pihak pembeli maupun penjual dalam transaksi perdagangannya.

            L/C Dalam negeri adalah L/C yang diterbitkan dalam valuta rupiah yang dimaksudkan untuk menjamin kelancaran perdagangan dalam negeri. Pihak-pihak yang terlibat dalam perdagangan dalam negeri adalah antara lain pembuka L/C (pembeli barang), ank penerbit L/C (issuing bank), bank pembayar (negotiating bank), penjual barang (beneficiary), perusahaan asuransi, perusahaan pengangkutan (ekspedisi).

AKUNTANSI UNTUK L/C DALAM NEGERI

A.   Pembukuan di Cabang Penerbit L/C (issuing bank)

Contoh :

PT.ABC, nasabah bank Makmur cabang Jakarta hendak membeli alat-alat mesin produksinya dari PT MERDEKA, sebuah perusahaan mesin di Palembang. Untuk memperlancar transaksinya, maka PT. MERDEKA meminta PT.ABC agar membuka Sight L/C Dalam Negeri pada bank Makmur. Diman PT. MERDEKAsebagai nasabahnya, sebesar Rp 250.000.000. PT.ABC membayar semua setoran ini dan ditambah komisi Rp 125.000 dan ongkos kawat Rp 25.000 atas beban rekening gironya. Maka pencatatan yang dilakukan bank Makmur cabang Jakarta pada saat penerbitan L/C Dalam negeri ini adalah :

Giro-PT.ABC……………………………………………Rp 250.150.000,00

      Setoran jaminan sight L/C DN-PT MERDEKA………..Rp 250.000.000,00

      Pendapatan komisi penerbitan…………………………Rp         125.000,00

            Pendapatan ongkos kawat……………………………   Rp           25.000,00

Pada saat penyelesaian L/C di cabang Jakarta, pencatatannya adalah :

            Setoran jaminan sight L/C……………………….Rp 250.000.000,00

                        RAK-Cabang Palembang………………………Rp 250.000.000,00

Jika transaksi diatas dilakukan pada bank yang berbeda,misalnya PT.MERDEKA adalah nasabah bank Sukses cabang Palembang. Pembayaran dilakukan dengan mendebet saldo PT ABC dengan nilai yang sama. Maka pencatatannya dibuku Bank Makmur Jakarta adalah :

Giro-PT.ABC…………………………………………Rp 250.150.000,00

            Setoran jaminan sight L/C DN-PT.ABC………….Rp 250.000.000,00

            Pendapatan komisi penerbitan…………………...Rp         125.000,00

            Pendapatan ongkos kawat………………………...Rp          25.000,00

Pedapatan saat penyelesain L/C di cabang Jakarta, pencatatan adalah :

Setoran Jaminan sight L/C………………………….Rp 250.000.000,00

                        RAR-cabang Palembang…………………………..Rp 250.000.000,00

B.   Pembukuan di Cabang Pembayaran L/C (negotiating Bank)

Dalam hal bank bertindak sebagai cabang pembayaran atas L/C yang telah diterbitkan oleh cabang penerbitan L/C tersebut.

Sebagai contoh, bila bank makmur cabang Jakarta menerima wesel sight L/C dalam negeri yang telah diterbitkan oleh bank Makmur cabang Palembang sebesar Rp 250.000.000,00 untuk dibayarkan kepada PT.Merdeka. Bank Makmur cabang Jakarta memungut komisi negoisasi wesel sebesar Rp 50.000,00. Maka pencatatan yang dilakukan oleh bank Makmur cabang Jakarta : 

RAK-Cabang Palembang………………………………Rp 250.000.000,00

      Giro-PT.MERDEKA………………………………………….Rp 249.950.000,00

      Pendapatan komisi negoisasi sight L/C DN……………...Rp           50.000,00

PAYMENT POINT

Payment point (rekening titipan) adalah pembayaran dari masyarakat yang ditujukan untuk keuntungan pihak tertentu yang biasanya giro milik suatu perusahaan yang pembayarannya dilakukan melalui bank. Contoh rekening listrik, rekening air, rekening telepon , pajak dan lain-lain.

Contoh:

            Tanggal 1 April 2011 diterima slip/rekening tahapan tagihan dari PLN untuk pelanggannya senilai Rp 55.555.000. Tanggal 5 April 2011 diterima pembayaran dari pelanggan listrik sebesar Rp 456.789.

Jurnal pada bank tersebut

01042011      K: RAR Warkat titipan PLN……………………….Rp 55.555.000

05042011      D: RAR Warkat titipan PLN……………………....Rp 55.555.000

                        D: Kas………………………………………………Rp      456.789

                                    K: Rekening titipan PLN…………………………Rp 456.789

KARTU KREDIT (CREDIT CARD)

            Adalah suatu jenis penyelesaian transaksi ritel (retail) dan sistem kredit, yang namanya berasal dari kartu plastic yang diterbitkan kepada pengguna sistem tersebut. Sebuah kartu kredit berbeda dengan kartu debit dimana penerbit lartu kredit meminjamkan konsumen uang dan bukan mengambil uang dari rekening.

Contoh :

            Tanggal 5 Juni 2011 Bank Palembang melakukan otorisasi penerbitan kartu kredit untuk Sally dengan limit Rp 25.000.000. Untuk itu Selly dibebani iuran tahunan (annual fee) untuk kredit Rp 150.000, uang pangkal Rp 100.000. Beban ini didebetkan dari rekening giro Selly. Suku bunga kredit 3% perbulan. Pada tanggal 10 Juni 2011 Selly menggunakan kartu kreditnya sebesar Rp 5.000.000 di Palembang Super  Mall (PSM) dan pada hari yang sama supermarket tersebut melakukan penagihan ke bank ARA Palembang dengan komisi 4% dari nilai penggunaan kartu kredit. Tanggal 30 Juni 2011  Selly membayar penggunaan kartu kredit sebesar Rp 1.000.000 berserta bungannya atas beban giro.

Jurnal :

            JURNAL PADA BANK ARA PALEMBANG

05062011      K: RAR.Fasilitas kredit yang diberikan

                            Dan belum digunakan…………………………………Rp 250.000

                        D: Giro Selly…………………………………Rp 250.000

                                    Annual fee kartu kredit……………………..Rp 150.000

                                    Uang pangkal kartu kredit…………………Rp 100.000

10062011      K: RAR.Fasilitas kredit yang diberkan

                           Dan belum digunakan…………………………..Rp 5.000.000

                       

                        D: kredit yang diberikan…………………….Rp 5.000.000

                                    Giro PSM………………………………………….Rp 4.800.000

                                    Komisi kartu kredit……………………………….Rp    200.000

JURNAL PADA BANK ARA PALEMBANG

30062011      K: RAR.Fasilitas kredit yang

                            Diberikan dan belum digunakan…………………..Rp 1.000.000

                        D: Giro Selly…………………………………Rp 1.105.000

                                    Kredit yang diberikan……………………….Rp 1.000.000

                                    Pendapatan bunga kredit………………….Rp    105.000

Keterangan :

Ø  Bunga kredit = (total penggunaan kartu kredit x suku bunga x lama hari sejak penggunaan) total hari dalam bulan tersebut.

Ø  Bunga kredit = (Rp 5.000.000 x 3% x 21) / 30 = Rp 105.000

TRAVEL CHEQUE

            Yaitu penyediaan cek sebagai alat pembayaran yang sangat aman bagi nasabah yang melakukan perjalanan ke luar negeri.

Perbedaan antara cek dan travel cheque

Cek :

à Maksimal 70 hari

à Membuka rekening pada bank

à Nilai cek ditulis saat penerbitan

à Ada bea materai

à Tanda tangan di bubuhkan saat cek terbit

à Dapat ditanda tangani lebih dari satu orang

à Pencairan dana di bank

à Hilang tidak dapat diganti

Travel cheque :

à Tidak dibatasi

à Dapat dibelanja dimana saja

à Dalam bentuk pecahan tertentu

à Tanpa bea materai

à Tanda tangan dibubukan 2x saat pembelian dan pencairan

à Satu orang yang berhak

à Bukan dari simpanan di bank

à Dapat diganti

AUTOMATIC  TELLER  MACHINE (ATM)

Automatic  Teller  Machine (Atm)

            Yaitu sebuah alat elektronik yang mengizinkan nasabah bank untuk mengambil uang dan mengecek rekening tabungan tanpa perlu dilayani oleh seorang “teller” manusia.

Penemu atau pembuat mesin ATM adalah Luther  George Simjian, lahir 28 Januari 1905 wafat 23 Oktober 1997, berasal dari Turki yang dihijrahkan ke Amerika Serikat.

            Guna ATM yaitu sebagai alat bantu untuk melakukan transaksi dan memperoleh informasi perbankan secara elektronik.

Jenis transaksi yang bersedia antara lain : penerikan tunai, setoran tunai, transfer dana, dan pembelanjaan.

Informasi yang tersedia antara lain :

à Informasi saldo

à Informasi kurs penarikan tunai

Keuntungan menggunakan ATM :

à MUDAH.  Tidak perlu dateng ke bank untuk melakukan transaksi atau memperoleh informasi.

à AMAN. Tidak perlu membawa uang tunai untuk melakukan transaksi belanja di toko.

à FLEKSIBEL. Transaksi penarikan tunai/tunai pembelanjaan VIA ATM / EDC dapat dilakukan dijaringan bank sendiri, jaringan local dan internasional.

à LELUASA. Dapat bertransaksi setiap saat meskipun hari libur.

Makna logo pada kartu debit dan kartu ATM : memiliki akses di jaringan yang tertera logo yang sama. Jaringan tersebut : jaringan local (link, ALTO, ATM Bersama, PRIMA). Jaringan internasional (CIRRUS MAESTRO, Mastercard Elektronic, VISA Plus, VISA Elektron).

BIAYA : Biaya administrasi bulanan dan biaya transaksi, khususnya transaksi yang menggunakan jaringan lain.

TRIMA KASIH

Good by…!!
</span>